Bio-Para

Penyakit merupakan salah satu kendala utama dalam perkebunan karet yang telah menyebabkan kerugian ekonomi, tidak hanya disebabkan kehilangan produksi akibat kerusakan tanaman tetapi juga mahalnya biaya yang diperlukan dalam pengendaliannya. Diperkirakan kehilangan produksi setiap tahunnya akibat kerusakan oleh penyakit karet mencapai 5-15 %. Penyakit tanaman karet yang umum ditemukan pada perkebunan diantaranya adalah Jamur Akar Putih (JAP). Penyakit JAP disebabkan oleh jamur Rigidoporus lignosus. Berdasarkan penelitian, penyakit JAP dapat dikendalikan dengan berbagai cara, yaitu dengan sistem pola tanam, tanaman perangkap, penggunaan bahan kimia sintetis yang berbahan aktif PCNB, seperti campuran
antara bahan kimia hexaconazole, triadimefon, dan cyproconazole. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan pengendalian hayati, yaitu cara pengendalian dengan penggunaan bioagent sebagai bahan aktif, bioagent atau agen hayati yang telah terbukti dapat mengendalikan penyakit JAP adalah cendawan Trichoderma spp. Cendawan Trichoderma spp. berfungsi sebagai parasit yang bersifat antagonis terhadap JAP. Trichoderma spp akan menjadi saingan bagi JAP dalam hal nutrisi, tempat hidup, lambat laun cendawan Trichoderma spp akan mendominasi dan mengendalikan JAP. 

Biopara sebagai produk biofungisida memiliki fungsi yang sangat efektif untuk mencegah dan mengendalikan
penyakit jamur akar putih karena kandungan bioagent mikoparasit yang bersifat antagonis terhadap JAP.
Biopara mengandung minimal 1 x 10^7 / gram propagul hidup kombinasi 4 strain Trichoderma virens. Selain itu biopara juga berfungsi sebagai pupuk yang mampu menyuburkan tanah, sehingga kondisi tanah cocok
untuk tanaman. Berbagai manfaat dapat diperoleh dari produk biopara ini, yaitu sebagai biopestisida (biofungisida) dan sebagai pupuk. Sebagai biopestisida, biopara berfungsi sebagai bahan yang mampu mencegah dan mengendalikan penyakit tular tanah pada tanaman, seperti JAP. Sebagai pupuk, biopara berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Kandungan bahan organik yang ada pada biopara akan menyuplai unsur-unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman sehingga kebutuhan unsur hara tanaman tercukupi. Lebih lanjut akan meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah, mempengaruhi struktur dan tekstur tanah sehingga kondisinya sesuai untuk tanaman. Kandungan bahan organik pada biopara juga dapat memberikan makanan kepada makroorganisme, mesoorganisme, dan mikroorganisme tanah sehingga tercipta keragaman hayati tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman. Hasil akhirnya adalah peningkatan kualitas dan kuantitas produksi tanaman.
Trichoderma virens yang terkandung dalam biopara mengendalikan jamur pathogen dengan tiga cara berbeda. Pertama, T. virens menghasilkan antibiotika gliotoksin yang membunuh jamur pathogen; kedua, T. virens adalah parasit bagi jamur pathogen; ketiga, T. virens bersaing dengan jamur pathogen dalam hal mendapatkan nutrisi. Dalam pengaplikasiannya pada tanaman sangat praktis, biopara dapat digunakan untuk pencegahan penyakit dan pengobatan Penyakit. oleh karena itu Bio-Para TIDAK HANYA diproduksi untuk tanaman karet akan tetapi tanaman-tanaman lain karena Bio-Para mengandung minimal 1 x 10^7 / gram propagul Trichoderma virens strain, selain itu Bio-Para sangat cocok digunakan sebagai penyubur tanah. karena Bio-Para juga adalah pupuk kompos.


Satu Karung kemasan berisi 10 Kg Bio-Para dengan harga yang terjangkau yakni Rp. 8000 per Kg, with Bio-Para you can saving money and time. karena aplikasi Bio-Para cukup dilakukan 6 bulan sekali dengan jumlah yg sedikit. cara dan jumlah aplikasi dilapangan dapat dilihat pada Brosur diatas. untuk informasi dan pemesanan silahkan email ke fadhilkertamuda@gmail.com . terima kasih

0 komentar:

Posting Komentar