Sabtu, 30 Agustus 2014

Laporan Agroklimatologi Pertanian (Agricultural Agroclimatology Report) )


I.         PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Di wilayah Indonesia bagian selatan, musim hujan yang makin pendek akan menyulitkan upaya meningkatkan indeks pertanaman (IP) apa bila tidak tersedia varietas yang berumur lebih pendek dan tanpa rehabilitasi jaringan irigasi. Meningkatnya hujan pada musim hujan menyebabkan tingginya frekuensi kejadian banjir, sedangkan menurunnya hujan pada musim kemarau akan meningkatkan risiko kekekeringan. Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah katulistiwa termasuk wilayah yang sangat rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan pola curah hujan,kenaikan muka air laut, dan suhu udara, serta peningkatan kejadian iklim ekstrim berupa banjir dan kekeringan merupakan beberapa dampak serius perubahan iklim yang dihadapi Indonesia.

Data mengenai keadaan cuaca sangat penting artinya bagi dunia pertanian antara cuaca dan pertanian mempunyai hubungan yang khas yang sering dikenal dengan klimatologi pertanian. Hubungan yang khas itu dapat dilihat dari pengaruh ketinggian tempat, vegetasi alam dan jenis tanaman yang cocok untuk ditanam serta waktu yang tepat untuk penanaman suatu komoditi. Hubungan yang lebih luas antara cuaca dan pertanian tercakup didalamnya lama musim pertanaman. Perubahan iklim akan menyebabkan: (a) seluruh wilayah Indonesia mengalami kenaikan suhu udara, dengan laju yang lebih rendah dibanding wilayah subtropis; (b) wilayah selatan Indonesia mengalami penurunan curah hujan, sedangkan wilayah utara akan mengalami peningkatan curah hujan.
Perubahan iklim dengan segala penyebabnya secara faktual sudah terjadi di tingkat lokal, regional maupun global. Peningkatan emisi dan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) mengakibatkan terjadinya pe manasan global, diikuti dengan naiknya tinggi permukaan air laut akibat pemuaian dan pencairan es di wilayah kutub.naiknya tinggi permukaan air laut akan meningkatkan energi yang tersimpan dalam atmosfer, sehingga mendorong terjadinya perubahan iklim, antara lain El Ninodan La Nina. Perubahan pola hujan tersebut menyebabkan berubahnya awal dan panjang musim hujan. Sebaliknya, di wilayah Indonesia bagian utara,meningkatnya hujan pada musim hujan akan meningkatkan peluang indeks penanaman, namun kondisi lahan tidak se baik di Jawa. Tren perubahan ini tentunya sangat berkaitan dengan sektor pertanian.
Dari data iklim ini akan dapat diketahui kesesuaian iklim yang optimum bagi tanaman serta batas-batas ekstrimnya, dapat pula dibahas tentang kebutuhan air irigasi, perkembangan iklim terhadap perkembangan maupun penyebaran hama dan penyakit tanaman, serta hubungan iklim dengan berbagai kegiatan pertanian lainnya. Pada hakekatnya klimatologi pertanian merupakan kesimpulan dari pengamatan metereologi pertanian dalam jangka panjang didaerah luas. Perubahan iklim sudah berdampak pada berbagai aspek kehidupan dan sector pembangunan di Indonesia. Sektor kesehatan manusia, infrastruktur, pesisir dan sektor lain yang terkait dengan ketersediaan pangan (pertanian, kehutanan dan lainnya) telah mengalami dampak perubahan tersebut. Di sektor pertanian, sama dengan sektor lainnya, belum ada studi tingkat nasional yang mengkaji dampak perubahan iklim terhadap sumber daya iklim,lahan, dan sistem produksi pertanian (terutama pangan). Kerentanan suatu daerah terhadap perubahan iklim atau tingkat ketahanan dan kemampuan beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim, bergantung pada struktur sosial-ekonomi, besarnya dampak yang timbul, infrastruktur, dan teknologi yang tersedia.
Klimatologi merupakan ilmu tentang atmosfer. Mirip dengan meteorologi, tapi berbeda dalam kajiannya, meteorologi lebih mengkaji proses di atmosfer sedangkan klimatologi pada hasil akhir dari proses2 atmosfer. Klimatologi berasal dari bahasa Yunani Klima dan Logos yang masing2 berarti kemiringan (slope) yg di arahkan ke Lintang tempat sedangkan Logos sendiri berarti Ilmu. Atmosfer sangat penting bagi kehidupan di bumi. Hal ini disebabkan karena segala peristiwa cuaca terjadi pada ketinggian antara 0 sampai 10 km dari permukaan bumi. Seperti terjadinya badai, angin topan, dan banjir yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas kehidupan manusia. Dengan adanya atmosfer juga dapat menyelamatkan kehidupan mahkluk hidup dari bahaya sinar ultra violet yang dipancarkan bersama radiasi matahari. Atmosfer juga terdiri dari gas-gas yang dibutuhkan tumbuhan, hewan, dan manusia. Oleh karena itu, pemahaman tentang fenomena atmosfer terutama di lapisan sampai 10 km sangat diperlukan, sehingga kita dapat mengetahui atau memanfaatkannya untuk kesejahteraan manusia. Karena klimatologi memerlukan interpretasi dari data2 yang banyak sehingga memerlukan statistik dalam pengerjaannya, orang2 sering juga mengatakan klimatologi sebagai meteorologi statistik (Tjasyono, 2004) Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis2 dan sifat2 iklim bisa menentukkan jenis2 tanaman yg tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan. Pengetahuan akan Agriklimatologi sangat dibutuhkan guna menunjang kemampuan praktikan dalam melakukan kegiatan pertanian. Pada praktikum ini dibahas tentang pengenalan alat pengukuran lama penyinaran matahari dan suhu udara serta suhu tanah. Di bidang meteorologi dan klimatologi pertanian, data tentang lama penyinaran sinar matahari sangat penting. Pengukuran dilakukan terhadap cahaya surya yang sampai ke permukaan bumi.

B.  Tujuan
Adapun tujuan praktikum ini antara lain :
1.      Mengetahui bentuk dan cara kerja dari alat-alat meteorologi pertanian
2.      Mengetahui letak dan cara penempatan peralatan meteorologi pertanian dalam stasiun agroklimat di Agrotechnopark, Gelumbang.
3.      Memahami cara pengamatan dan pengukuran curah hujan, suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan  intensitas penyinaran cahaya matahari di Agrotechnopark, Gelumbang. 
II.      TINJAUAN PUSTAKA
A.  Curah Hujan
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah bentuk medan/topografi, arah lereng medan, arah angin yang sejajar dengan garis pantai dan jarak perjalanan angina diatas medan datar. Hujan merupakan peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi (Handoko, 2003).
Hujan adalah proses Kondensasi uap air di atmosfer menjadi butirair yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan memilik ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil). Sedangkan curah hujan adalah banyaknya butir-butir air yang jatuh kepermukaan bumi. Curah hujan di hitung harian, mingguan, hingga tahunan, sesuai dengan kebuuhan. Pembangunan saluran drainase, selokan, irigasi, serta pengendalian banjir selalu menggunakan data curah hujan ini, untuk mengetahui berapa jumlah hujan yang pernah terjadi di suau tempat, sebagai perkiraan pembuatan besarnya saluran atau sarana pendukung lainnya saat hujan sebesar itu akan datang lagi dimasa mendatang (Anonim,2008).
Menurut (Hutchinson, 1970 ; Browning, 1987 dalam Asdak C. 1995) Ketelitian hasil pengukuran CH tegantung pada variabilitas spasial CH, maksudnya diperlukan semakin banyak lagi penakar CH bila kita mengukur CH di suatu daerah yang variasi curah hujannya besar. Ketelitian akan semakin meningkat dengan semakin banyak penakar yang dipasang, tetapi memerlukan biaya mahal dan juga memerlukan banyak waktu dan tenaga dalam.

B.  Suhu dan Kelembaban
Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan thermometer. Satuan suhu yang biasa digunakan adalah derajat Celcius (oC), sedangkan di Inggris dan beberapa Negara lainnya dinyatakan dalam derajat Fahrenheit (oF).  Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu di permukaan bumi antara lain: Jumlah radiasi yang diterima per tahun, per hari, dan per musim, pengaruh daratan atau lautan, pengaruh ketinggian tempat, pengaruh angin secara tidak langsung, pengaruh panas laten, penutup tanah, tipe tanah, pengaruh sudut datang sinar matahari.
Secara meteorologi suhu udara biasanya diukur dalam sangkar cuaca. Dalam situasi ini, yang diukur adalah suhu massa udara setinggi 1.5 meter. Tetapi tanaman menerima radiasi langsung dari cahaya matahari sehingga berbeda dari suhu sangkar cuaca.Suhu tanaman mungkin lebih tinggi dari suhu sangkar cuaca. Suhu yang terbaca pada alat pengukur suhu adalah suhu setelah terjadi kesetaraan, suhu antara benda yang diukur tersebut dengan alat pengukur suhu. Jadi, bukan suhu benda pada saat sebelum terjadi kontak antara benda yang akan diukur tersebut dengan alat pengukur. Alat pengukur suhu disebut thermometer. Pengukuran suhu daun dapat dilakukan dengan radiometer inframerah atau penyisipan termokopel kedalam daun (Guslim, 2007).
Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul suatu benda. Panas adalah energi total dari pergerakan molekul suatu benda. Jadi panas adalah ukuran energi total, sedangkan suhu adalah energi rata-rata dari setiap gerakan molekul.Lebih besar pergerakan, maka lebih benda tersebut (Kartasapoetra, 2004).
Suhu yang dibicarakan sampai saat ini adalah yang diukur dengan kasa meteorology baku, biasanya pada ketinggian 1,22 meter. Walaupun demikian, suhu berubah secara cepat dibawah ketinggian ini karena pertukaran energi yang besar yang terjadi pada permukaan tanaman atau tanah. Oleh karena itu, untuk mendapatkan uraian lingkungan yang memadai, kita harus memperhatikan suhu udara. Fungsi tanaman yang normal tergantung dari pengendali reaksi biokimia yang baik, dan salah satu pengendali yang penting ialah suhu. Tiap jenis tanaman maupun populasinya harus menyesuaikan diri dengan suhu di lingkungannya. Dalam suatu luasan geografis akan terdapat tahun-tahun, yang mempunyai kenaikan atau penurunan suhu di luar batas normal yang mempengaruhi pertumbuhan dan menimbulkan fungsi-fungsi tanaman yang jelek (Guslim, 2007).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volume. Kelembaban nisbi membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu udara. Sedangkan defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas (Handoko, 1994  ).
Seluruh makhluk hidup dikelilingi oleh suhu dan udara. Bahkan organisme seperti yang terdapat dalam tanah yang kelihatannya terdapat pada medan lain. Sebenarnya terdapat dalam air dan udara. Organisme didalam tanah yang terdapat dalam ruangan antar partikel-partikel tanah. Dari antara kedua hal ini yakni air dan udara, masing-masing sel individu dari organisme diudara hanya bisa aktif bila dalam keadaan lembab (Kartasapoetra, 2002).

C.  Lama Penyinaran Matahari
Lama penyinaran surya adalah lamanya surya bersinar cerah sampai ke permukaan bumi selama periode satu hari, diukur dalam jam. Periode satu hari disini lebih tepat disebut panjang hari yakni jangka waktu selama surya berada di atas horison.Halangan terhadap pancaran cahaya surya terutama awan, kabut, aerosol atau benda-benda pengotor atmosfer lainnya. Lama penyinaran ditulis dalam satuan jam sampai nilai persepuluhan atau dalam persen terhadap panjang hari. Lama penyinaran surya dapat diukur dengan berbagai macam alat yang dapat merekam sinar yang mencapai di permukaan bumi sejak terbit hingga terbenam; mampu merekam dengan tepat sampai nilai persepuluh jam (6menit). Terdapat empat macam/tipe alat perekam sinar surya, yaitu : Tipe Campbell Stokes, Tipe Jordan, Tipe Marvin, dan Tipe Foster. Dari 4 tipe tersebut hanya tipe Tipe Campbell Stokes dan Tipe Jordan saja yang banyak dipakai di Indonesia (Sutiknjo. 2005).
Sinar matahari merupakan unsure yang sngat penting dalam bidang pertanian. Pertama, cahaya merupakan sumber energi ibagi tanaman hijau yang melalui proses fotosintesis diubah menadi tenaga kimia. Kedua, sinar matahari memegang peranan penting sebagai sumber energi dalam proses evaporasi yang menentukan kebutuhan air tanaman. Penyinaran yang lebih lama akan memberi kesempatan yang lebih besar bagi tumbuhan tersebut untuk memanfaatkannya melalui proses fotosintesis.
Fotoperiodisme merupkan tanggapan tanaman terhadap panjang hari. Jadi disini bukanlah intensitas cahaya yang penting tetapi lama penyanaran oleh matahari. Lamanya penyinaran matahari berpengaruh terhadap kemampuan tanaman untuk menghasilkan bagian naman yaitu kemampuan untuk berbunga. Di alam banyak tanaman tidak menghasilkan bunga apabila panjang hasilnya kurang dari yang seharunya dibutuhkan tanaman. ( Subroto, 1999 )
Alat ukur radiasi memegang peran yang sangat penting dalam setiap kegiatan yang memanfaatkan radiasi. Dengan alat ini setiap pekerja dapat mengetahui tingkat radiasi ditempat kerja dan dapat mengambil tindakan yang paling tepat untuk menghindari terjadinya penerimaan dosis yang berlebihan. (Sukartono, dkk. 2006)
Intensitas radiasi matahari diartikan sebagai banyaknya atau jumlah energi dari cahaya matahari yang diterima bumi, pada luas tertentu serta jangka waktu tertentu. Dengan banyaknya jenis radiasi yang terdapat di dalam atmosfer berarti banyak pula alat-alat yang diperlukan untuk mengukur radiasi langsung , Pyrheliometer dipakai untuk mengukur intensitas radiasi matahari langsung. Sensor berada didalam sebuah tabung/silinder logam yang dapat diputar.
Dengan banyaknya jenis radiasi yang terdapat di dalam atmosfer berarti banyak pula alat-alat yang diperlukan untuk mengukur radiasi langsung (S).Misalnya :
1.    Amstrong Pyrheliometer.
Pyrheliometer dipakai untuk mengukur intensitas radiasi matahari langsung (S). Pyrheliometer terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu sensor yang menghasilkan gaya gerak listrik dan recorder yang berisi battery, galvanometer dan amperemeter. Sensor berada didalam sebuah tabung/silinder logam yang dapat diputar horizontal dan vertikal.Tabung diputar mengikuti gerakan matahari sehingga sinar selalu jatuh tegak lurus ke permukaan sensor.Pada bagian ujung/ muka tabung terdapat tutup yang dapat diputar terhadap permukaan silinder.Penutup ini berfungsi sebagai pelindung sensor terhadap matahari dan juga sebagai pemutus dan penghubung kontak listrik.
2.    Solarimeter dan Pyranometer.
Digunakan untuk mengukur radiasi matahari total.Untuk memperoleh data intensitas matahari secara kontinue, Solarimeter dihubungkan ke sebuah alat pencatat yang dinamakan Chart Recorder yang mempunyai sifat Self Balancing Potentiometric yaitu suatu recorder yang bekerjanya berdasarkan keseimbangan antara signal (tenaga listrik yang masuk berasal dari Solarimeter dengan tenaga listrik dari power supply. Gerakan dan kedudukan pena ditentukan oleh keseimbangan kedua unsur tersebut. Dengan demikian recorder ini memerlukan tenaga listrik yang diperlukan selain untuk keseimbangan juga untuk menggerakkan pias (Chart) dan jam.Recorder ini sangat peka terutama ketika sedang beroperasi, sedapat mungkin dihindarkan terhadap getaran-getaran yang dapat mengganggu keseimbangan.
3.    Pyrgeometer untuk mengukur radiasi bumi (O)
4.    Net Pyrradiometer untuk mengukur radiasi total (R)

D.  Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ketempat lainnya. Angin berhembus dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat lebih banyak panas matahari dibandingkan  tempat lain. Permukaan tanah yang panas mambuat suhu udara diatasnya naik. Akibatnya udara yang naik mengembang dan menjadi lebih ringan. Karena lebih ringan dibandingkan udara sekitarnya, udara akan naik. Begitu udara panas tadi naik, tempatnya akan segera digantikan oleh udara sekitar terutama udara dari atas yang lebih dingin dan berat. Proses ini terjadi terus-menerus, akibatnya kita bisa merasakan adanya pergerakan udara atau yang disebut angin  (Nasir, 1990).
Faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang lain. Angin selalu bertiup dari tempat dengan udara tekanan tinggi ke tempat yang tekanan udaranya lebih rendah. Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsung dari udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah. Akan tetapi, perputaran bumi pada sumbunya akan menimbulkan gaya yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin. Perbedaan tekanan udara menimbulkan aliran udara. Udara yang mengalir disebut angin. Udara mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya kepada setiap bidang seluas 1 cm2 yang mendatar dari permukaan bumi. Hal ini dapat dipahami bahwa setiap lapisan udara yang dibawah mendapat tekanan udara dari yang diatasnya. Oleh karena itu lapisan yang dibawah keadaan tegang. Ketegangan itu sangat besar sehingga berat udara yang diatasnya bertahan dalam keadaan seimbang. Tinggi barometer ialah panjang kolom air raksa yang seimbang dengan tekanan udara pada waktu itu  (Kensaku, 2002).
Hubungan antara tekanan udara dan ketinggian tempat ini dimanfaatkan dalam merancang alat pengukuran ketinggian tempat yang disebut Altimeter. Tekanan udara umumnya menurun sebesar 11 mb untuk setiap bertambahnnya ketinggian tempat sebesar 100 meter. Tekanan udara dipengaruhi oleh suhu, suhu udara didaerah tropis menunjukkan fluktasi musiman yang sangat kecil. Oleh sebab itu dapat dipahami jika tekanan udara dikawasan tropis relatif konstan (Takeda, 2005).
Angin dibedakan dalam beberapa bagian, yaitu :
a.       Sirkulasi angin di bumi yaitu Angin pasat, Angin Barat dan Angin Timur
b.      Angin Muson terjadi karena perbedaan tekanan udara antara daratan dengan samudra. Angin muson dibagi 2 yaitu, Angin Muson Timur, Angin Muson Barat.
c.       Angin siklon dan Anti siklon
d.      Angin local Angin lokal dibagi menjadi 4 yaituAngin Darat, Angin Laut, Angin Lembah, Angin Gunung.
Angin dapat bergerak secara horizontal maupun secara vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan berfluktuasi secara dinamis. Faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang lain.

E.  Solarimeter
Pengukuran panjang penyinaran dilakukan bertujuan untuk mengukur lamanya penyinaran matahari.Panjang penyinaran adalah lamanya sinar matahari ke bumi dalam satuan periode hari. Pengukuran panjang penyinaran matahari dilakukan menggunakan alat Solarimeter. Radiasi adalah suatu istilah yang berlaku untuk banyak proses yang melibatkan pindahan tenaga oleh gejala gelombang elektromagnetik. Gaya radiatif pemindahan kalor dalam dua pengakuan penting dari yang memimpin dan konvektif gaya (1) tidak ada medium diperlukan dan (2) pindahan tenaga adalah sebanding kepada kuasa ke lima atau keempat dari temperatur menyangkut badan melibatkan(Pitts and Sissom, 2001).
Alat ukur radiasi memegang peranan yang sangat penting dalam setiap kegiatan yang memanfaatkan radiasi. Dengan alat ini setiap pekerja dapat mengetahui tingkat radiasi di tempat kerja dan dapat mengambil tindakan yang paling tepat untuk menghindari terjadinya penerimaan dosis yang berlebihan. Meskipun dalam setiap pengukuran radiasi hanya mengandalkan pada hasil pembacaan alat, namun sebagai pekerja radiasi tidak boleh begitu saja percaya terhadap informasi hasil pengukuran yang diberikan oleh alat ukur (Akhadi, 1997).
Solarimeter yang umumnya digunakan yaitu Solarimeter tipe Jordan dan tipe Compbell-Stokes.
1.    Solarimeter Type Jordan
Solarimeter tipe Jordan digunakan untuk mengukur lamanya penyinaran surya per jam. Prinsip kerja alat ini adalah pembakaran pias. Panjang pias yang terbakar dinyatakan dalam satu jam. Dalam satu hari Solarimeter ini menggunakan 2 kertas pias untuk menentukan lama panjang penyinaran.Solarimeter bekerja berdasarkan reaksi fotokimia, sinar matahari yang masuk melalui lubang sempit solarimeter bereaksi dengan Kalium ferosianida yang terlapis dalam kertas pias dalam tabung silinder di dalam solarimeter. Garam fero akan teroksidasi sehingga terbentuk noda apabila dicuci dengan akuades. Selanjutnya digunakan kertas PP untuk mengukur panjang noda yang terbentuk. Panjang noda terbentuk merupakan panjang penyinaran aktual.
Alat dipasang di tempat terbuka sehingga sinar matahari tidak terhalang oleh pohon atau benda lain. Solarimeter ini dipasang dengan tidak ada halangan ke arah timur maupun barat, karena merupakan arah terbit dan tenggelamnya matahari. Kelemahan alat ini yaitu saat interprestasi hasil pengukuran oleh orang yang berbeda dapat menunjukkan perbedaan sampai 5% lama penyinaran bulan. Solarimeter tipe Jordan pemakaiannya kurang praktis sehingga alat ini sering sekali tidak dipergunakan.
2.    Solarimeter Type Combell Stokes
Solarimeter tipe Combell Stokes bekerja berdasarkan pemfokusan sinar matahari untukmengukur panjang penyinaran. Prinsip alat ini adalah pembakaran pias, sedangkan panjang pias yang terbakar dinyatakan dalam satuan jam. Dalam satu hari Solarimeter ini menggunakan hanya satu kertas pias. Kertas Pias diletakkan pada titik api bola lensa. Hasil  pembakaran pias akan terlihat seperti garis lurus di bawah bola lensa. Kertas pias yang tidak terletak pada titik api lensa tidak akan terbakar.
Seperti pada Solarimeter Type Jordan, Alat ini dipasang di tempat terbuka yang tidak terdapat halangan ke arah Timur matahri terbit dan ke arah Barat saat matahri terbenam. Terdapat tiga jenis pias yang digunakan pada lat yang sama yaitu, pias waktu matahari di ekuator, di utara dan di selatan.

III.   WAKTU DAN TEMPAT
A.  Waktu
Waktu pelaksanaan praktikum pengamatan curah hujan dilakukan pada tanggal 16 April- 20 Mei 2013 sedangkan pngamatan di ATP dilaksanakan pada hari jum’at 31 Mei-1 Juni 2013 sore pukul 17.00 wib sampai dengan hari sabtu pukul 17.00 wib.

B.  Tempat
Praktikum pengamatan curah hujan dilaksanakan di depan laboratorium ekologi Jurusan Budidaya Pertanian fakultas pertanian Universitas Sriwijaya. sedangkan pngamatan suhu, kelembaban, kecepatan angin, chambel stokes dan solarimeter dilaksanakan di Agrotechnopark (ATP), desa bakung, kecamatan Gelumbang, kabupaten Ogan ilir, Sumatera selatan.
IV.   HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil
Adapun hasil yang didapat dalam praktikum kali ini.
1.      Tabel pengamatan curah hujan (pH OBS) Kampus Inderalaya (FP UNSRI)
Minggu I
No
Hari/tanggal
Air yang didapat (ml)
Luas permukaan kaleng (cm2)
Curah hujan
1
Senin,15 April 2013
945
117,98
80.09
2
Selasa, 16 April 2013
0
117,98
0
3
Rabu, 17 April 2013
260
117,98
22.03
4
Kamis, 18 April 2013
50
117,98
4.23
5
Jumat, 19 April 2013
0
117,98
0
6
Sabtu, 20 April 2013
0
117,98
0
7
Minggu, 21 April 2013
0
117,98
0

Minggu II
No
Hari/tanggal
Air yang didapat (ml)
Luas permukaan kaleng (cm2)
Curah hujan
1
Senin, 22 April 2013
150
117,98
12.71
2
Selasa, 23 April 2013
0
117,98
0
3
Rabu, 24 April 2013
0
117,98
0
4
Kamis, 25 April 2013
0
117,98
0
5
Jumat, 26 April 2013
240
117,98
20.34
6
Sabtu, 27 April 2013
0
117,98
0
7
Minggu, 28 April 2013
0
117,98
0

Minggu III
No
Hari/tanggal
Air yang didapat (ml)
Luas permukaan kaleng (cm2)
Curah hujan
1
Senin, 29 April 2013
0
117,98
0
2
Selasa, 30 April 2013
0
117,98
0
3
Rabu, 1 Mei 2013
120
117,98
10.17
4
Kamis, 2 Mei 2013
0
117,98
0
5
Jumat, 3 Mei 2013
0
117,98
0
6
Sabtu, 4 Mei 2013
0
117,98
0
7
Minggu, 5 Mei 2013
80
117,98
6.78

Minggu IV
No
Hari/tanggal
Air yang didapat (ml)
Luas permukaan kaleng (cm2)
Curah hujan
1
Senin, 6 Mei 2013
10
117,98
0.84
2
Selasa, 7 Mei 2013
0
117,98
0
3
Rabu, 8 Mei 2013
0
117,98
0
4
Kamis, 9 Mei 2013
5
117,98
0.42
5
Jumat, 10 Mei 2013
0
117,98
0
6
Sabtu, 11 Mei 2013
0
117,98
0
7
Minggu, 12 Mei 2013
70
117,98
5.93
Minggu V
No
Hari/tanggal
Air yang didapat (ml)
Luas permukaan kaleng (cm2)
Curah hujan
1
Senin, 13 Mei 2013
0
117,98
0
2
Selasa, 14 Mei 2013
8
117,98
0.67
3
Rabu, 15 Mei 2013
0
117,98
0
4
Kamis, 16 Mei 2013
0
117,98
0
5
Jumat, 17 Mei 2013
0
117,98
0
6
Sabtu, 18 Mei 2013
0
117,98
0
7
Minggu, 19 Mei 2013
0
117,98
0

Minggu VI
No
Hari/tanggal
Air yang didapat (ml)
Luas permukaan kaleng (cm2)
Curah hujan
1
Senin, 20 Mei 2013
0
117,98
0
2
Selasa, 21 Mei 2013
0
117,98
0
3
Rabu, 22 Mei 2013
50
117,98
4.23
4
Kamis, 23 Mei 2013
50
117,98
4.23
5
Jumat, 24 Mei 2013
0
117,98
0
6
Sabtu, 25 Mei 2013
0
117,98
0
7
Minggu, 26 Mei 2013
0
117,98
0
B.       Pembahasan
Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamik dan sulit dikendalikan dan diduga terutama suhu. Faktor suhu mempunyai peranan yang sangat penting dalam perencanaan dan sistem produksi pertanian karena seluruh unsur iklim berpengaruh terhadap berbagai proses fisiologis, pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suhu tanah bergantung juga dengan radiasi matahari,. Suhu dibedakan menjadi suhu tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman. Suhu tanah banyak dipengaruhi oleh penyinaran matahari yang dialami, untuk mengetahui seberapa besar panas yang diserap oleh tanah maka digunakan alat termometer tanah selubung logam.
Pada daerah dengan suhu tinggi memiliki tekanan udara yang rendah dan sebliknya pada daerah dengan suhu rendah memiliki tekanan udara yang tinggi. Perbedaan tekanan udara ini menyebabkan perbedaan kecepatan angin karena angin merupakan perpindahan masa udara dari satu tempat ke tempat lain dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah.  Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah. Peranan suhu erat kaitannya dengan kehilangan lengas tanah, melewati mekanisme transpirasi dan evaporasi. Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim mikro di sekitar tajuk tanaman akan mempercepat kehilangan lengas tanah terutama pada musim kemarau.
Perbedaan cuaca antar tahun lebih berpengaruh dibanding dengan perubahan iklim yang diproyeksikan. Dan tak terdapat bukti bahwa perubahan iklim akan mempengaruhi perubahan cuaca tahunan. Petani selalu berhadapan dengan perubahan iklim. Besaran perbedaan antar tahun telah melampaui prakiraan perubahan iklim. Fluktuasi iklim tahunan, dalam beberapa urutan besaran lebih tinggi dibanding dengan besar prediksi perubahan pelan-pelan iklim yang diajukan para ahli ekologi.
Unsur iklim/cuaca antara lain adalah radiasi, suhu/temperatur, kelembaban udara, tekanan udara, angin, dan penguapan. Unsur iklim/cuaca tersebut, selain ada dalam suatu wilayah yang luas, juga terjadi dalam suatu lingkup ruang atau daerah yang sempit. Kondisi iklim pada suatu ruang terbatas inilah yang disebut iklim mikro. Iklim mikro sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, perkembangan hama dan penyakit tanaman, dan proses pelapukan dan pembentukan tanah.  Iklim mikro yang penting terutama adalah kelembaban udara, suhu, kecepatan angin dan penguapan.
Pengenalan atau pengetahuan tentang alat-alat klimatologi untuk pengukuran lama penyinaran sinar matahari, suhu udara, serta suhu tanah sangatlah penting, karena hal tersebut berpontensi memberikan pemahaman kepada praktikan tentang betapa pentingnya, alat-alat klimatologi tersebut dalam kehidupan sehari-hari terutama didalam bidang pertanian. Apalagi perkembangan dunia pertanian sangat dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk faktor iklim maupun faktor cuaca, dan intensitas cahaya matahari.
Pada tabel hasil pengamatan curah hujan dapat dilihat bahwa setiap minggu terjadi hujan dan jumlah air hujan yang turun tersebut juga cukup bervariatif, curah hujan tertinggi didapat pada minggu ketiga bulan April 2013 yaitu 80.09, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada minggu kedua bulan  Mei yaitu 0.67. Pada saat pengamatan curah hujan masih tinggi tetapi semakin beranjak kebulan Mei curah hujan semakin menurun tetapi tetap turun hujan tiap minggunya. Setiap minggunya terjadi dua kali hujan meskipun jumlah air yang jatuh cukup bervariatif, pada minggu pertama terjadi tiga kali hujan, pada minggu ketiga bulan April ini merupakan curah hujan yang paling tinggi yaitu mencapai 107,5 mm, pada minggu berikutnya jumlah air hujan yang jatuh turun drastis yaitu 33,4 mm total keseluruhan, curah hujan minggu kedua ini tidak begitu jauh berbeda dengan pengamatan ketiga. Pada pengamatan keempat, kelima dan keenam curah hujan semakin turun drastis bahkan pada minggu ketiga bulan Mei curah hujan mencapai 0.67 total keseluruhan minggu tersebut.
Pada pengamatan di Agrotechnopark suhu yang didapat tidak begitu jauh berbeda disetiap jamnya, suhu maksimum malam di Agroteknopark mencapai 240 c sedangkan suhu minimum mencapai 230 c, suhu siang di Agrotknopark mencapai 350 c ii terjadi pada pukul 14.00 WIB, sedangkan suhu minimum siang mencapai 300 c ini terjadi pada pukul 10.00 WIB, sedangkan sinar matahari yang bersinar terik terjadi tujuh kali dari dua belas kali pengamatan, hal ini dapat dilihat dari kertas pias yang terbakar. pada pukul 14.00 WIB kertas pias terbakar penuh, hal ini berarti matahari bersinar penuh, dalam waktu yang bersamaan suhu mencapai 340 c.
Adanya saling keterkaitan antara iklim, suhu, radiasi matahari memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan yang paling baik dalam rangka pembangunan pertanian.
V.      KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1.    Alat pengukur curah hujan terdiri dari otomatis dan manual. Secara otomatis seperti Tipe Helmann dan secara manual yaitu Ombrometer.
2.    Lama penyinaran surya adalah lamanya surya bersinar cerah sampai ke permukaan bumi selama periode satu hari, diukur dalam jam.
3.    kelembaban udara biasanya digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan perkembangan  tumbuhan budi daya dapat diukur menggunakan termometer bola basah dan bola kering.
4.    Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah.
5.    Faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang lain.
6.    Lamanya penyinaran matahari berpengaruh terhadap kemampuan tanaman untuk menghasilkan bagian naman yaitu kemampuan untuk berbunga.

B.  Saran
Sebaiknya alat-alat pada praktikum Agroklimatologi ini sudah disediakan oleh pihak universitas sehingga mahasiswa tidak perlu sulit untuk melakukan praktikum, dan sebaiknya pada praktikum ini jangan terlalu banyak teori tetapi kegiatan prakteklah yang dikembangkan untuk praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadi, 1997. Dasar-dasar Klimatologi, UNSYIAH, Banda Aceh.

Anonim, 2008. Curah Hujan , www.wikipedia/hujan.menlh.go.id. Diakses pada
            tanggal 28 April 2011.

Guslim. 2009. Agroklimatologi. USU Press. Medan.

Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan
unsur-unsur iklim.  PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.

Handoko, 2003, Klimatologi Dasar, Bogor: FMIPA-IPB.

Kartasapoetra, A.G. 2004. Klimatologi : Pengaruh iklim Terhadap Tanah dan
Tanaman Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.

Lakitan, B. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. PT.  Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

Nasir, A. A. dan Y. Koesmaryono. 1990. Pengantar Ilmu Iklim Untuk Pertanian, Pustaka Jaya, Bogor.

Pettersen, 2006. Kapita Selekta dalam Agrometeorologi. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi

Sutiknjo, Tutut D. 2005. Petunjuk Praktikum Klimatologi. Fak. Pertanian
Universitas Kediri: Kediri.

Subroto.1999. Klimatologi Umum. Bandunng: ITB Bandung

Takeda, Kensaku. 2005. Hidrologi Pertanian. PT. Pratya Utama, Bogor.

Sukartono, dkk.2006. Agroklimatologi. Mataram: UPT Mataram University Press

0 komentar:

Posting Komentar