Minggu, 31 Agustus 2014

Laporan Agroklimatologi


 I.          PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Klimatologi pertanian merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan tentang hubungan antara keadaan cuaca dan problema-problema khusus kegiatan pertanian, terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam jangka pendek.Pengamatan dan penelaahan ditekankan pada data unsur cuaca mikro yakni keadaan dari lapisan atmosfer permukaan bumi kira-kira setinggi tanaman atau obyek pertanian tertentu yang bersangkutan.Selain itu dalam hubungan yang luas, klimatologi pertanian mencakup pula lama musim pertanian, hubungan antara laju pertumbuhan tanaman atau hasil panen dengan faktor atau unsur-unsur cuaca dari pengamatan jangka panjang.
Dalam Agroklimatologi salah satu hal yang akan kita pelajari dan penting untuk diketahui adalahUnsur-unsur Iklim dan Faktor-faktor Pengendali Iklim. Unsur-unsur iklim dan pengendali iklimsangat penting untuk dipelajari karena iklim merupakan salahsatu hal yang sangat penting dalamdunia pertanian. Iklim dapat mempengaruhi hasil produksi pertanian baik itu dari segi kualitas,kuantitas, maupun kontinuitas tujuan praktikum.
Manusia dapat bertahan sampai satu hari tanpa air di daerah gurun yang paling panas, tetapitanpa udara manusia hanya bertahan beberapa menit saja. Jadi Anda tentu bisa menyimpulkansendiri betapa pentingnya udara bagi kehidupan di bumi. Karena tanpa udara, maka manusia,hewan dan tumbuh tumbuhan tidak dapat hidup. Udara untuk kehidupan sehari-hari terdapat diatmosfer.
Atmosfer sangat penting bagi kehidupan di bumi. Hal ini disebabkan karena segala peristiwacuaca terjadi pada ketinggian antara 0 sampai 10 km dari permukaan bumi. Seperti terjadinya badai, angin topan, dan banjir yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas kehidupan manusia.Dengan adanya atmosfer juga dapat menyelamatkan kehidupan mahkluk hidup dari bahaya sinar ultra violet yang dipancarkan bersama radiasi matahari. Atmosfer juga terdiri dari gas-gas yang dibutuhkan tumbuhan, hewan, dan manusia. Oleh karena itu, pemahaman tentang fenomenaatmosfer terutama di lapisan sampai 10 km sangat diperlukan, sehingga kita dapat mengetahui atau memanfaatkannya untuk kesejahteraan manusia.
Dalam atmosfer (lautan udara) senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam udara disebut kelembaban (lengas udara). Kadar ini selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur udara setempat. Kelembaban udara adalah persentase kandungan uap air dalam udara. Kelembaban udara ditentukan  oleh jumlah uap air yang terkandung di dalam udara.

B. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini antara lain :
Ø  Mengetahui bentuk dan cara kerja dari alat-alat meteorologi pertanian
Ø  Mengetahui letak dan cara penempatan peralatan meteorologi pertanian dalam stasiun agroklimatologi di Agrotechnopark, Gelumbang.
Ø  Memahami cara pengamatan dan pengukuran curah hujan, kelembaban, dan kecepatan angin di Agrotechnopark, 
                                                                    II.          TINJAUAN PUSTAKA
A.      Curah Hujan
Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butirair yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara.  Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan memilik ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil).
Hujan adalah kebasahan yang jatuh ke bumi dalam bentuk cair. Butir-butir hujan mempunyai garis tengah 0,08 – 6 mm. Hujan terdapat dalam beberapa macam yaitu hujan halus, hujan rintik-rintik dan hujan lebat. Perbedaan terutama pada besarnya butir-butir. Hujan lebat biasanya turun sebentar saja jatuh dari awan cumulonimbus. Hujan semacam ini dapat amat kuat dengan intensitas yang besar (Karim,1985). 
Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling beragam baik menurut waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian secara umum, oleh karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah Indonesia (Asia Tenggara umumnya) seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah hujan sebagai kriteria utama. Dengan adanya hubungan sistematik antara unsur iklim dengan pola tanam dunia telah melahirkan pemahaman baru tentang klasifikasi iklim, dimana dengan adanya korelasi antara tanaman dan unsur suhu atau presipitasi menyebabkan indeks suhu atau presipitasi dipakai sebagai kriteria dalam pengklasifikasian iklim.
Curah hujan sering disebut dengan presipitasi. Presipitasi adalah air dalam bentuk cair atau padat yang mengendap ke bumi yang selalu didahului oleh proses kondensasi atau sublimasi atau kombinasi keduanya yang sering dinyatakan dalam mm. Uap air merupakan sumber presipitasi seperti hujan dan salju. Jumlah uap air yang terkandung dalam udara merupakan indikator potensi atmosfer untuk terjadinya presipitasi. Kandungan uap air diatmosfer hanya kurang dari 2 % dari total volume di atmosfer. Kandungan uap air dapat bervariasi antara 0 % hingga 3 % didaerah lintang menengah dan dapat mencapai 4 % di daerah tropika basah.
Curah hujan dapat diukur dengan alat pengukur curah hujan otomatis atau yang manual. Alat-alat pengukur tersebut harus diletakkan pada daerah yang masih alamiah, sehingga curah hujan yang terukur dapat mewakili wilayah yang luas. Salah satu tipe pengukur hujan manual yang paling banyak dipakai adalah tipe observatorium (obs) atau sering disebut ombrometer. Curah hujan dari pengukuran alat ini dihitung dari volume air hujan dibagi dengan luas mulut penakar. Alat tipe observatorium ini merupakan alat baku dengan mulut penakar seluas 100 cm2 dan dipasang dengan ketinggian mulut penakar 1,2 meter dari permukaan tanah (jumin, 2002).
Alat pengukur hujan otomatis biasanya memakai prinsip pelampung, timbangan dan jungkitan. Keuntungan menggunakan alat ukur otomatis ini antara lain seperti, waktu terjadinya hujan dapat diketahui, intensitas setiap terjadinya hujan dapat dihitung, pada beberapa tipe alat, pengukuran tidak harus dilakukan tiap hari karena periode pencatatannya lebih dari sehari, dan beberapa keuntungan lain (Sutedjo, Mul Suryani dan Kartasapoetra. 2005). 
Curah hujan dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau unsur-unsur presipitasi yakni pertama,hujan. Hujan adalah butir-butir air yang jatuh ke bumi dalam bentuk cair. Butir-butir hujan mempunyai garis tengah 0,08 – 6 mm. Macam hujan yaitu hujan halus, hujan rintik-rintik dan hujan lebat. Perbedaan terutama pada besarnya butir-butir. Hujan lebat biasanya turun sebentar saja dari awan cumulonimbus. Hujan semacam ini dapat amat kuat dengan intensitas yang besar. Kedua salju, terjadi karena sublimasi uap air pada suhu dibawah titik beku. Bentuk dasar dari slju adalah hexagonal akan tetapi hal ini tergantung dari suhu dan cepatnya sublimasi. Dan yang ketiga, hujan ES. Hujan es jatuh pada waktu hujan guntur dari awan cumulonimbus. Didalam awan terdapat konveksi dari udara panas dan lembab. Dalam udara panas dan lembab yang naik secara konvektif, dan terjadilah sublimasi. Bilamana aliran menjadi lemah, butir-butir air akan turun sehingga sampai pada bahagian bawah, disini mengisap air sehingga sebagian membeku oleh inti yang sangat dingin itu (Handoko, 1986).

B.       Suhu dan Kelembaban
Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan thermometer. Satuan suhu yang biasa digunakan adalah derajat Celcius (oC), sedangkan di Inggris dan beberapa Negara lainnya dinyatakan dalam derajat Fahrenheit (oF). oC = 5/9 (oF-32o) dan oF = 9/5(oC) + 320.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu di permukaan bumi antara lain:
1. Jumlah radiasi yang diterima per tahun, per hari, dan per musim.
2. pengaruh daratan atau lautan.
3. pengaruh ketinggian tempat
4. pengaruh angin secara tidak langsung
5. pengaruh panas laten
6. penutup tanah
7. tipe tanah
8. pengaruh sudut datang sinar matahari.
Pengaruh suhu terhadap makhluk hidup sangat besar sehingga pertumbuhannya sangat bergantung padanya, terutama dalam kegiataanya. Contoh, tanaman memerlukan suhu tertentu, artinya tanaman itu tidak akan tumbuh dengan baik bila syarat-syaratnya tidak dipenuhi. Pengaruhnya pada proses pematangan buah adalah makin tinggi suhu makin cepat matang. Dengan suhu yang tinggi, benih akan melakukan metabolisme lebih cepat. Benih yang dibiarkan atau ditanam pada dataran atau tanah tinggi maka daya kecambahnya akan turun. Jadi, pada tanaman juga ada suhu maksimum dan suhu optimum yang diperlukannya. Suhu maksimum adalah suhu tertinggi dimana suatu tanaman masih dapat tumbuh. Suhu minimum adalah suhu terendah dimana tanaman masih dapat hidup, sedangkan suhu optimum adalah suhu yang terbaik yang dibutuhkan tanaman dimana proses pertumbuhannya dapat berjalan lancar (Kartasapoetra, 2004).
Suhu mempunyai arti yang vital, karena suhu menentukan kecepatan reaksi- reaksi dan kegiatan-kegiatan kimiawi yang mencakup kehidupan. Mintakat besar vegetasi dunia, seperti mintakat-mintakat menurut ketinggian, terutama bergantung pada suhu dan untuk mudahnya kita membedakan tumbuhan yang megaterm (tumbuhan yang menyukai habitat yang panas), mikroterm (tumbuhan yang menyukai habitat yang dingin), dan mesoterm (tumbuhan yang menyukai habitat diantara kedua habitat tersebut). Tumbuhan yang berbeda teradaptasi secara berbeda-beda terhadap keadaan suhu yang menyangkut minimum, optimum, dan maksimum untuk hidupnya secara keseluruhan demikian pula untuk komponen-komponen fungsi fisiologinya, kendati suhu sebenarnya dapat berubah dengan variasi pada kondisi yang berbeda dan menurut keadaan tumbuhan(dan tentu saja juga berbeda-beda pada tumbuhan yang berlainan) ( Daldjoeni, 1986).
Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawalembap (dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dantermostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F).
Dalam bidang pertanian kelembaban udara biasanya digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan perkembangan  tumbuhan budi daya. Dengan mengetahui kelembaban udara yang ada dilingkungan tempat yang akan di tanam tumbuhan, kita dapat menentukkan pemilihan jenis tanaman yang sesuai, misalnya tanaman bakau  yang ditanam pada daerah yang berkelembaban tinggi, bakau tersebut akan berkembang dan berproduktifitas dengan maksimal, sebaliknya jika bakau tersebut di tanam pada daerah yang mempunyai kelembaban yang rendah maka bakau tersebut tidak akan berproduktifitas dan berkembang secara maksimal.
Ukuran untuk menyatakan jumlah uap air yang digunakan dalam tulisan ilmiah ini adalah sebagai berikut :
a.       Suhu Bola Kering ( T )
Biasanya disebut sebagai suhu udara, merupakan istilah yang umum digunakan. Ketika orang menyebut suhu udara, biasanya mereka mengacu pada temperatu bola kering. Disebut suhu bola kering karena dalam mekanisme kerjanya tidak terpengaruh oleh kelembaban udara. Suhu bola kering dapat diukur dengan menggunakan termometer normal yang terkena udara bebas, tetapi terlindung dari radiasi dan kelembaban. Satuan suhu yang biasa digunakan adalah derajat Celcius (oC), derajat Fahrenheit (oF) dan satuan Kelvin (K). titik Nol pada Kelvin setara dengan 273 oC.
b.      Suhu Bola Basah ( Tw )
Suhu bola basah adalah temperatur adiabatik yang jenuh. merupakan suhu yang ditunjukkan oleh thermometer bola basah yang terkena aliran udara. Diukur menggunakan thermometer yang terbungkus kain kasa basah. Penguapan adiabatik dari air pada thermometer dan akibat pendinginan yang ditunjukkan untuk membaca bahwa suhu lebih basah dibanding dari suhu kering di udara. Tingkat penguapan dari kain kasa yang basah pada thermometer dan perbedaan antara suhu bola kering dan suhu bola basah tergantung pada kelembaban udara. Penguapan berkurang ketika udara mengandung uap air lebih banyak. Suhu bola basah selalu lebih rendah dibanding suhu bola kering, namun akan identik dengan kelembaban relatif 100 % dimana suhu udara berada pada titik jenuh.

C.      Lama Penyinaran
Matahari memiliki intensitas yang dapat diukur yaitu dengan menggunakan Aktinograf dan Solarimeter.Dalam menggunakan Aktinograf kita membutuhkan kertas pias, yaitu berupa kertas yang menunjukkan skala intensitas sinar matahari pada garis-garis vertical dan skala intensitas sinar matahari pada garis-garis horizontal untuk menghitung keadaan cuaca dan periode kita menggunakan Planimeter.
Lama penyinaran surya adalah lamanya surya bersinar cerah sampai ke permukaan bumi selama periode satu hari, diukur dalam jam. Periode satu hari disini lebih tepat disebut panjang hari yakni jangka waktu selama surya berada di atas horison.Halangan terhadap pancaran cahaya surya terutama awan, kabut, aerosol atau benda-benda pengotor atmosfer lainnya. Lama penyinaran ditulis dalam satuan jam sampai nilai persepuluhan atau dalam persen terhadap panjang hari. Lama penyinaran surya dapat diukur dengan berbagai macam alat yang dapat merekam sinar yang mencapai di permukaan bumi sejak terbit hingga terbenam; mampu merekam dengan tepat sampai nilai persepuluh jam (6menit). Terdapat empat macam/tipe alat perekam sinar surya, yaitu : Tipe Campbell Stokes, Tipe Jordan, Tipe Marvin, dan Tipe Foster. Dari 4 tipe tersebut hanya tipe Tipe Campbell Stokes dan Tipe Jordan saja yang banyak dipakai di Indonesia (Sutiknjo. 2005).
Lama penyinaran matahari adalah lamanya matahari bersinar cerah sampai permukaan bumi dalam periode satu hari mulai dari terbit sampai terbenam yang dinyatakan dalam satuan waktu, yaitu jam. Lama penyinaran matahari ini seringkali tidak penuh satu hari. Hal ini dapat disebabkan karena sinar matahari terhalang oleh awan, aerosol atau kabut. Intensitas radiasi matahari diartikan sebagai banyaknya atau jumlah energi dari cahaya matahari yang diterima bumi, pada luas tertentu serta jangka waktu tertentu. Satuan yang banyak digunakan adalah : kalori/cm2/menit disebut juga Langley per menit, ditulis ly/menit. Dalam atmosfer bumi terdapat bermacam-macam radiasi seperti :
a.          Direct Solar Radiation (S) yaitu radiasi langsung dari matahari yang sampai ke permukaan bumi.
b.         Radiation Difus (D) yang berasal dari pantulan-pantulan oleh awan dan pembauran-pembauran oleh partikel-partikel atmosfer.
c.          Surface Raflectivity (r) yaitu radiasi yang berasal dari pantulan-pantulan oleh permukaan.
d.          Out Going Terrestial radiation (O), yaitu radiasi yang berasal dari bumi yang berupa gelombang panjang.
e.          Back Radiation (B) yaitu radiasi yang berasal dari awan-awan dan butir-butir uap air dan CO2 yang terdapat dalam atmosfer.
f.          Global (total) Radiation (Q).
g.        Net Radiation (R).
Dengan banyaknya jenis radiasi yang terdapat di dalam atmosfer berarti banyak pula alat-alat yang diperlukan untuk mengukur radiasi langsung (S). Misalnya :
1.        Amstrong Pyrheliometer
Pyrheliometer dipakai untuk mengukur intensitas radiasi matahari langsung (S). Pyrheliometer terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu sensor yang menghasilkan gaya gerak listrik dan recorder yang berisi battery, galvanometer dan amperemeter. Sensor berada didalam sebuah tabung/silinder logam yang dapat diputar horizontal dan vertikal. Tabung diputar mengikuti gerakan matahari sehingga sinar selalu jatuh tegak lurus ke permukaan sensor. Pada bagian ujung/ muka tabung terdapat tutup yang dapat diputar terhadap permukaan silinder. Penutup ini berfungsi sebagai pelindung sensor terhadap matahari dan juga sebagai pemutus dan penghubung kontak listrik.
2.        Solarimeter dan Pyranometer
Digunakan untuk mengukur radiasi matahari total. Untuk memperoleh data intensitas matahari secara kontinue, Solarimeter dihubungkan ke sebuah alat pencatat yang dinamakan Chart Recorder yang mempunyai sifat Self Balancing Potentiometric yaitu suatu recorder yang bekerjanya berdasarkan keseimbangan antara signal (tenaga listrik yang masuk berasal dari Solarimeter dengan tenaga listrik dari power supply. Gerakan dan kedudukan pena ditentukan oleh keseimbangan kedua unsur tersebut. Dengan demikian recorder ini memerlukan tenaga listrik yang diperlukan selain untuk keseimbangan juga untuk menggerakkan pias (Chart) dan jam. Recorder ini sangat peka terutama ketika sedang beroperasi, sedapat mungkin dihindarkan terhadap getaran-getaran yang dapat mengganggu keseimbangan.
3.        Pyrgeometer untuk mengukur radiasi bumi (O)
4.        Net Pyrradiometer untuk mengukur radiasi total (R)

D.      Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah.
Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena daerahyang terkena banyak paparan sinar mentari akan memiliki suhu yang lebih tinggi serta tekanan udara yang lebih rendah dari daerah lain di sekitarnya sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga dapat disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya untuk bergerak ke tempat lain.
Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang rendah, yang terjadi dialam. Udara yang bergerak tersebut mempunyai massa, kerapatan dan kecepatan. Sehingga dengan adanya faktor-faktor tersebut, angin mempunyai energi kinetik dan energi potensial. Akan tetapi faktor kecepatan lebih mendominasi posisi massa terhadap permukaan bumi. Dengan demikian energi kinetik lebih dominan daripada energi potensial.
Pengukuran yang akurat dari keceptan angin memerlukan turbin angin dan yang dapat meramalkan tangkapan energi.Alat yang umum digunakan dalam pengukuran kecepatan angin disebut anemometer.Anemometer yang paling sering digunakan adalah tipe mangkok yang terdiri atas mangkok kecil dan poros yang berputar.
E.       Solarimeter
Pengukuran panjang penyinaran dilakukan bertujuan untuk mengukur lamanya penyinaran matahari.Panjang penyinaran adalah lamanya sinar matahari ke bumi dalam satuan periode hari. Pengukuran panjang penyinaran matahari dilakukan menggunakan alat Solarimeter. Solarimeter yang umumnya digunakan yaitu Solarimeter tipe Jordan dan tipe Compbell-Stokes.
a.              Solarimeter Type Jordan
Solarimeter tipe Jordan digunakan untuk mengukur lamanya penyinaran surya per jam. Prinsip kerja alat ini adalah pembakaran pias. Panjang pias yang terbakar dinyatakan dalam satu jam. Dalam satu hari Solarimeter ini menggunakan 2 kertas pias untuk menentukan lama panjang penyinaran.Solarimeter bekerja berdasarkan reaksi fotokimia, sinar matahari yang masuk melalui lubang sempit solarimeter bereaksi dengan Kalium ferosianida yang terlapis dalam kertas pias dalam tabung silinder di dalam solarimeter. Garam fero akan teroksidasi sehingga terbentuk noda apabila dicuci dengan akuades. Selanjutnya digunakan kertas PP untuk mengukur panjang noda yang terbentuk. Panjang noda terbentuk merupakan panjang penyinaran aktual.
Alat dipasang di tempat terbuka sehingga sinar matahari tidak terhalang oleh pohon atau benda lain. Solarimeter ini dipasang dengan tidak ada halangan ke arah timur maupun barat, karena merupakan arah terbit dan tenggelamnya matahari. Kelemahan alat ini yaitu saat interprestasi hasil pengukuran oleh orang yang berbeda dapat menunjukkan perbedaan sampai 5% lama penyinaran bulan. Solarimeter tipe Jordan pemakaiannya kurang praktis sehingga alat ini sering sekali tidak dipergunakan.
b.             Solarimeter Type Combell Stokes
Solarimeter tipe Combell Stokes bekerja berdasarkan pemfokusan sinar matahari untukmengukur panjang penyinaran. Prinsip alat ini adalah pembakaran pias, sedangkan panjang pias yang terbakar dinyatakan dalam satuan jam. Dalam satu hari Solarimeter ini menggunakan hanya satu kertas pias. Kertas Pias diletakkan pada titik api bola lensa. Hasil  pembakaran pias akan terlihat seperti garis lurus di bawah bola lensa. Kertas pias yang tidak terletak pada titik api lensa tidak akan terbakar.
Seperti pada Solarimeter Type Jordan, Alat ini dipasang di tempat terbuka yang tidak terdapat halangan ke arah Timur matahri terbit dan ke arah Barat saat matahri terbenam. Terdapat tiga jenis pias yang digunakan pada lat yang sama yaitu, pias waktu matahari di ekuator, di utara dan di selatan.



                                                                        III.          WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.      Waktu
Praktikum pengamatan curah hujan dilaksanakan pada tanggal 16 April- 20 Mei 2013 sedangkan pngamatan di ATP dilaksanakan pada hari jumat 31 Mei-1 Juni 2013 sore pukul 17.00 wib sampai dengan hari sabtu pukul 17.00 wib.

B.       Tempat
Praktikum di laksanakan di depan Sekret Himagron Jurusan BDP Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya dan AgroTechnoPark
                                     IV.          HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil
1.      Tabel pengamatan curah hujan
No
Hari/ tanggal
Volume
1
Selasa/ 16 April 2013
Ml
2
Rabu/ 17 April 2013
497 ml
3
Kamis/ 18 April 2013
112 ml
4
Jum’at/19 April 2013
0 ml
5
Sabtu/ 20 April 2013
0 ml
6
Minggu/ 21 April 2013
0 ml
7
Senin/ 22 April 2013
270 ml

Total
897 ml

Rata-rata Hujan
293 ml

No
Hari/ tanggal
Volume
1
Selasa/ 23 April 2013
0 ml
2
Rabu/ 24 April 2013
 0 ml
3
Kamis/ 25 April 2013
0 ml
4
Jum’at/26 April 2013
555 ml
5
Sabtu/ 27 April 2013
0 ml
6
Minggu/ 28  April 2013
0 ml
7
Senin/ 29 April 2013
0 ml

Total
555 ml

Rata-rata Hujan
79,28 ml

No
Hari/ tanggal
Volume
1
Selasa/ 30 April 2013
0 ml
2
Rabu/ 1 Mei 2013
125 ml
3
Kamis/ 2 Mei 2013
0 ml
4
Jum’at/ 3 Mei 2013
0 ml
5
Sabtu/ 4 Mei 2013
0 ml
6
Minggu/ 5 Mei 2013
130 ml
7
Senin/ 6 Mei 2013
190 ml

Total
445 ml

Rata-rata Hujan
63,57 ml


No
Hari/ tanggal
Volume
1
Selasa/ 7 Mei 2013
0 ml
2
Rabu/ 8 Mei 2013
0 ml
3
Kamis/ 9 Mei 2013
7 ml
4
Jum’at/10 Mei 2013
0 ml
5
Sabtu/ 11 Mei 2013
0 ml
6
Minggu/ 12 Mei 2013
40 ml
7
Senin/ 13 Mei 2013
0 ml

Total
47 ml

Rata-rata Hujan
6,71 ml

No
Hari/ tanggal
Volume
1
Selasa/ 14 Mei 2013
42 ml
2
Rabu/ 15 Mei 2013
0 ml
3
Kamis/ 16 Mei 2013
0 ml
4
Jum’at/17 Mei 2013
0 ml
5
Sabtu/ 18 Mei 2013
0 ml
6
Minggu/ 19 Mei 2013
0 ml
7
Senin/ 20 Mei 2013
0 ml

Total
42 ml

Rata-rata Hujan
6 ml

2.      Tabel pengamatan klimatologi di (ATP)
No
Pukul
Suhu
kelembaban
CH
CS
Solarimeter
(x 10 lux)
anemometer
Max
Min
BB
BK
1.
17.00
31
31
28,2
30,41
-
-
1691,32
2.
18.00
28
27,5
26,4
27,9
-
-
1691,32
3.
19.00
27
26
26
26,9
-
-
1691,32
4.
20.00
26
25
24
25
-
-
1691,32
5.
21.00
26
26
25,3
26
-
-
1691,32
6.
22.00
25
24
24
25
-
-
1691,32
7.
23.00
25
26
25
25
-
-
1691,34
8.
24.00
26
25,5
25,2
25,2
-
-
1691,34
9.
01.00
25
15
26
26
-
-
1691,39
10.
02.00
36
25
25
25
-
-
1691,39
11
03.00
36
25,5
24
24
-
-
1691,39
12
04.00
24
24
24
24
-
-
1691,39
13
05.00
24
24
24
24
-
-
1691,40
14
06.00
24
23
23,3
23,3
Tt
440
1691,40
15
07.00
25
25,1
25
24,5

T
1463
1691,40
16
08.00
27,4
29
29
28

T
1693
1691,40
17
09.00
30
30
28
30

T
1417
1691,40
18
10.00
28,4
30,5
30
29,8

Tt
625
1691,40
19
11.00
28,4
30,4
29,8
29

Tt
940
1691,40
20
12.00
29,3
33,1
29
33

T
920
1691,40
21
13.00
30
33,2
33
33

T
780
1691,40
22
14.00
35,5
35
33
34,1

T
264
1691,40
23
15.00
33,5
33
34,1
33,1

T
3233
1691,40
24
16.00
33
32
32
32

Tt
163
1691,40
25
17.00
31,5
31
31
31

Tt
894
1691,40
Keterangan:
CH = curah hujan (mm)          BB = bulan basah
CS = cambel stockes               BK = bulan kering


B. Pembahasan
Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamik dan sulit dikendalikan dan diduga terutama suhu. Faktor suhu mempunyai peranan yang sangat penting dalam perencanaan dan sistem produksi pertanian karena seluruh unsur iklim berpengaruh terhadap berbagai proses fisiologis, pertumbuhan dan produktivitas tanaman
Klimatologi pertanian merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan tentang hubungan antara keadaan cuaca dan problema-problema khusus kegiatan pertanian, terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam jangka pendek. Pengamatan dan penelaahan ditekankan pada data unsur cuaca mikro yakni keadaan dari lapisan atmosfer permukaan bumi kira-kira setinggi tanaman atau obyek pertanian tertentu yang bersangkutan. Selain itu dalam hubungan yang luas, klimatologi pertanian mencakup pula lama musim pertanian, hubungan antara laju pertumbuhan tanaman atau hasil panen dengan faktor atau unsur-unsur cuaca dari pengamatan jangka panjang.
Pengenalan atau pengetahuan tentang alat-alat klimatologi untuk pengukuran lama penyinaran sinar matahari, suhu udara, kelembabpan, angin dan curah hujan sangatlah penting, karena hal tersebut berpontensi memberikan pemahaman kepada praktikan tentang betapa pentingnya, alat-alat klimatologi tersebut dalam kehidupan sehari-hari terutama didalam bidang pertanian. Apalagi perkembangan dunia pertanian sangat dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk faktor iklim maupun faktor cuaca, dan intensitas cahaya matahari.
Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suhu tanah bergantung juga dengan radiasi matahari,. Suhu dibedakan menjadi suhu tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman. Suhu tanah banyak dipengaruhi oleh penyinaran matahari yang dialami, untuk mengetahui seberapa besar panas yang diserap oleh tanah maka digunakan alat termometer tanah selubung logam.
Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah. Peranan suhu erat kaitannya dengan kehilangan lengas tanah, melewati mekanisme transpirasi dan evaporasi. Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim mikro di sekitar tajuk tanaman akan mempercepat kehilangan lengas tanah terutama pada musim kemarau.
Berdasarkan pengamatan terhadap bagian alat pengukur lama penyinaran matahari serta penjelasan dari Co. ass, dapat diketahui bahwa pengukuran lama penyinaran matahari dimulai dari jam 07.00 sampai jam 18.00, karena jangka waktu penyinaran matahari di hitung dalam priode satu hari
Adanya saling keterkaitan antara iklim, suhu, radiasi matahari memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan yang paling baik dalam rangka pembangunan pertanian.
                                                                                V.          KESIMPULAN DAN SARAN
A.           Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum agroklimatologi adalah:
1.        Curah hujan (presipitasi) adalah air dalam bentuk cair atau padat yang jatuh ke bumi yang selalu didahului oleh proses kondensasi dapat diukur dengan alat manual (OBS) maupun otomatis (Tipe Hellman)
2.        Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan thermometer
3.        kelembaban udara biasanya digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan perkembangan  tumbuhan budi daya dapat diukur menggunakan termometer bola basah dan bola kering.
4.        Lama penyinaran surya adalah lamanya surya bersinar cerah sampai ke permukaan bumi selama periode satu hari, diukur dalam jam.
5.        Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah dapat diukur dengan menggunakan anemometer.
6.        Pengukuran panjang penyinaran matahari dilakukan menggunakan alat Solarimeter.
 B.       Saran
Praktikan diharapkan untuk memahami dan mengetahui lebih jauh lagi alat yang di gunakan dalam pengukuran curah hujan, suhu, kecepatan angin, lama penyinaran dan kelembaban. Selain itu, alat yang di gunakan juga harus dipersiapkan terlebih dahulu.
Daftar Pustaka

Anonim, 2010. Pengukuran Lama Penyinaran Matahari, Suhu Udara dan Suhu Tanah. http://www.TP UNRAM.blogspot.com. Diakses pada tanggal 14 November
2010                                                                                                         
Guslim. 2009. Agroklimatologi. USU Press. Medan.
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan
unsur-unsur iklim.  PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.

Hanum, C. 2009. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Program Studi
Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Karim, K. 1985. Diktat Kuliah Dasar-Dasar Klimatologi. Diterbitkan dengan
Biaya Proyek Peningkatan dan Pengembangan Perguruan Tinggi Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Kartasapoetra, A.G. 2004. Klimatologi : Pengaruh iklim Terhadap Tanah dan
Tanaman Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.

Lakitan, B. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. PT.  Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

Pettersen, 2006. Kapita Selekta dalam Agrometeorologi. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi

Sutiknjo, Tutut D. 2005. Petunjuk Praktikum Klimatologi. Fak. Pertanian
Universitas Kediri: Kediri.

Wisnubroto, S., 2006.Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya,
Jakarta.
Wikipedia.com, 2008. Radiasi Surya. Dikutip dari http://www.wikipedia.com.
Diakses tanggal 15 Mei 2013.

0 komentar:

Posting Komentar