I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Di wilayah Indonesia
bagian selatan, musim hujan yang makin pendek akan menyulitkan upaya
meningkatkan indeks pertanaman (IP) apa bila tidak tersedia varietas yang
berumur lebih pendek dan tanpa rehabilitasi jaringan irigasi. Meningkatnya
hujan pada musim hujan menyebabkan tingginya frekuensi kejadian banjir,
sedangkan menurunnya hujan pada musim kemarau akan meningkatkan risiko
kekekeringan.
Indonesia
sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah katulistiwa termasuk wilayah
yang sangat rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan pola curah hujan,kenaikan
muka air laut, dan suhu udara, serta peningkatan kejadian iklim ekstrim berupa
banjir dan kekeringan merupakan beberapa dampak serius perubahan iklim yang
dihadapi Indonesia.
Data mengenai
keadaan cuaca sangat penting artinya bagi dunia pertanian antara cuaca dan
pertanian mempunyai hubungan yang khas yang sering dikenal dengan klimatologi
pertanian. Hubungan yang khas itu dapat dilihat dari pengaruh ketinggian
tempat, vegetasi alam dan jenis tanaman yang cocok untuk ditanam serta waktu
yang tepat untuk penanaman suatu komoditi. Hubungan yang lebih luas antara
cuaca dan pertanian tercakup didalamnya lama musim pertanaman. Perubahan
iklim akan menyebabkan: (a) seluruh wilayah Indonesia mengalami kenaikan suhu
udara, dengan laju yang lebih rendah dibanding wilayah subtropis; (b) wilayah
selatan Indonesia mengalami penurunan curah hujan, sedangkan wilayah utara akan
mengalami peningkatan curah hujan.
Perubahan iklim dengan
segala penyebabnya secara faktual sudah terjadi di tingkat lokal, regional
maupun global. Peningkatan emisi dan konsentrasi gas rumah kaca (GRK)
mengakibatkan terjadinya pe manasan global, diikuti dengan naiknya tinggi
permukaan air laut akibat pemuaian dan pencairan es di wilayah kutub.naiknya
tinggi permukaan air laut akan meningkatkan energi yang tersimpan dalam
atmosfer, sehingga mendorong terjadinya perubahan iklim, antara lain El Ninodan
La Nina. Perubahan
pola hujan tersebut menyebabkan berubahnya awal dan panjang musim hujan.
Sebaliknya, di wilayah Indonesia bagian utara,meningkatnya hujan pada musim
hujan akan meningkatkan peluang indeks penanaman, namun kondisi lahan tidak se
baik di Jawa. Tren perubahan ini tentunya sangat berkaitan dengan sektor
pertanian.
Dari data iklim
ini akan dapat diketahui kesesuaian iklim yang optimum bagi tanaman serta
batas-batas ekstrimnya, dapat pula dibahas tentang kebutuhan air irigasi,
perkembangan iklim terhadap perkembangan maupun penyebaran hama dan penyakit
tanaman, serta hubungan iklim dengan berbagai kegiatan pertanian lainnya. Pada
hakekatnya klimatologi pertanian merupakan kesimpulan dari pengamatan
metereologi pertanian dalam jangka panjang didaerah luas. Perubahan
iklim sudah berdampak pada berbagai aspek kehidupan dan sector pembangunan di
Indonesia. Sektor kesehatan manusia, infrastruktur, pesisir dan sektor lain
yang terkait dengan ketersediaan pangan (pertanian, kehutanan dan lainnya)
telah mengalami dampak perubahan tersebut. Di sektor pertanian, sama dengan
sektor lainnya, belum ada studi tingkat nasional yang mengkaji dampak perubahan
iklim terhadap sumber daya iklim,lahan, dan sistem produksi pertanian (terutama
pangan). Kerentanan
suatu daerah terhadap perubahan iklim atau tingkat ketahanan dan kemampuan
beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim, bergantung pada struktur
sosial-ekonomi, besarnya dampak yang timbul, infrastruktur, dan teknologi yang
tersedia.
Klimatologi merupakan ilmu tentang
atmosfer. Mirip dengan meteorologi, tapi berbeda dalam kajiannya, meteorologi
lebih mengkaji proses di atmosfer sedangkan klimatologi pada hasil akhir dari
proses2 atmosfer. Klimatologi berasal dari bahasa Yunani Klima dan Logos yang
masing2 berarti kemiringan (slope) yg di arahkan ke Lintang tempat sedangkan
Logos sendiri berarti Ilmu.
Atmosfer sangat penting bagi kehidupan di bumi. Hal ini disebabkan karena
segala peristiwa cuaca terjadi pada ketinggian
antara 0 sampai 10 km dari permukaan bumi. Seperti terjadinya badai, angin
topan, dan banjir yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas kehidupan manusia. Dengan adanya atmosfer juga dapat menyelamatkan kehidupan mahkluk hidup
dari bahaya sinar ultra violet yang dipancarkan bersama radiasi matahari.
Atmosfer juga terdiri dari gas-gas yang dibutuhkan tumbuhan, hewan, dan
manusia. Oleh karena itu, pemahaman tentang fenomena atmosfer terutama di lapisan sampai 10 km sangat diperlukan, sehingga kita
dapat mengetahui atau memanfaatkannya untuk kesejahteraan manusia. Karena
klimatologi memerlukan interpretasi dari data2 yang banyak sehingga memerlukan
statistik dalam pengerjaannya, orang2 sering juga mengatakan klimatologi
sebagai meteorologi statistik (Tjasyono, 2004) Iklim merupakan salah satu
faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis2 dan
sifat2 iklim bisa menentukkan jenis2 tanaman yg tumbuh pada suatu daerah serta
produksinya. Oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang pertanian sangat
diperlukan. Pengetahuan akan Agriklimatologi sangat dibutuhkan guna menunjang kemampuan
praktikan dalam melakukan kegiatan pertanian. Pada praktikum ini dibahas
tentang pengenalan alat pengukuran lama penyinaran matahari dan suhu udara
serta suhu tanah. Di bidang meteorologi dan klimatologi pertanian, data tentang
lama penyinaran sinar matahari sangat penting. Pengukuran dilakukan terhadap
cahaya surya yang sampai ke permukaan bumi.
B. Tujuan
Adapun
tujuan praktikum ini antara lain :
1.
Mengetahui bentuk dan cara
kerja dari alat-alat meteorologi pertanian
2.
Mengetahui letak dan cara
penempatan peralatan meteorologi pertanian dalam stasiun agroklimat di
Agrotechnopark, Gelumbang.
3.
Memahami cara pengamatan dan
pengukuran curah hujan, suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan intensitas penyinaran cahaya matahari di Agrotechnopark, Gelumbang.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Curah Hujan
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah
dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain
gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang
jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah
bentuk medan/topografi, arah lereng medan, arah angin yang sejajar dengan garis
pantai dan jarak perjalanan angina diatas medan datar. Hujan merupakan
peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari
atmosfer ke permukaan bumi (Handoko, 2003).
Hujan adalah proses Kondensasi uap air di
atmosfer menjadi butirair yang cukup berat
untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi
bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu
pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh
ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan
udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es
dengan awan. Butir
hujan memilik ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir
besar), hingga bola kecil (butir kecil).
Sedangkan curah hujan adalah banyaknya butir-butir air yang jatuh kepermukaan
bumi.
Curah hujan di hitung harian, mingguan, hingga tahunan, sesuai dengan
kebuuhan. Pembangunan saluran drainase, selokan, irigasi, serta pengendalian
banjir selalu menggunakan data curah hujan ini, untuk mengetahui berapa jumlah
hujan yang pernah terjadi di suau tempat, sebagai perkiraan pembuatan besarnya
saluran atau sarana pendukung lainnya saat hujan sebesar itu akan datang lagi
dimasa mendatang (Anonim,2008).
Menurut
(Hutchinson, 1970 ; Browning, 1987 dalam Asdak C. 1995) Ketelitian hasil
pengukuran CH tegantung pada variabilitas spasial CH, maksudnya diperlukan
semakin banyak lagi penakar CH bila kita mengukur CH di suatu daerah yang
variasi curah hujannya besar. Ketelitian akan semakin meningkat dengan semakin
banyak penakar yang dipasang, tetapi memerlukan biaya mahal dan juga memerlukan
banyak waktu dan tenaga dalam.
B. Suhu dan
Kelembaban
Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur
berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan thermometer. Satuan suhu yang
biasa digunakan adalah derajat Celcius (oC), sedangkan di Inggris
dan beberapa Negara lainnya dinyatakan dalam derajat Fahrenheit (oF).
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu di permukaan bumi
antara lain: Jumlah radiasi yang diterima per tahun, per hari, dan per
musim, pengaruh daratan atau lautan, pengaruh ketinggian tempat, pengaruh angin secara tidak langsung, pengaruh panas laten, penutup tanah, tipe tanah, pengaruh sudut datang sinar
matahari.
Secara meteorologi suhu udara biasanya diukur dalam sangkar
cuaca. Dalam situasi ini, yang diukur adalah suhu massa udara setinggi 1.5
meter. Tetapi tanaman menerima radiasi langsung dari cahaya matahari sehingga
berbeda dari suhu sangkar cuaca.Suhu tanaman mungkin lebih tinggi dari suhu
sangkar cuaca. Suhu yang terbaca pada alat pengukur suhu adalah suhu setelah
terjadi kesetaraan, suhu antara benda yang diukur tersebut dengan alat pengukur
suhu. Jadi, bukan suhu benda pada saat sebelum terjadi kontak antara benda yang
akan diukur tersebut dengan alat pengukur. Alat pengukur suhu disebut
thermometer. Pengukuran suhu daun dapat dilakukan dengan radiometer inframerah
atau penyisipan termokopel kedalam daun (Guslim, 2007).
Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan
molekul suatu benda. Panas adalah energi total dari pergerakan molekul suatu
benda. Jadi panas adalah ukuran energi total, sedangkan suhu adalah energi
rata-rata dari setiap gerakan molekul.Lebih besar pergerakan, maka lebih benda
tersebut (Kartasapoetra, 2004).
Suhu yang dibicarakan sampai saat ini adalah yang diukur
dengan kasa meteorology baku, biasanya pada ketinggian 1,22 meter. Walaupun
demikian, suhu berubah secara cepat dibawah ketinggian ini karena pertukaran
energi yang besar yang terjadi pada permukaan tanaman atau tanah. Oleh karena
itu, untuk mendapatkan uraian lingkungan yang memadai, kita harus memperhatikan
suhu udara. Fungsi tanaman yang
normal tergantung dari pengendali reaksi biokimia yang baik, dan salah satu
pengendali yang penting ialah suhu. Tiap jenis tanaman maupun populasinya harus
menyesuaikan diri dengan suhu di lingkungannya. Dalam suatu luasan geografis
akan terdapat tahun-tahun, yang mempunyai kenaikan atau penurunan suhu di luar
batas normal yang mempengaruhi pertumbuhan dan menimbulkan fungsi-fungsi
tanaman yang jelek (Guslim, 2007).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat
dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi
(relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan
uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan
volume. Kelembaban nisbi membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual
dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air.
Kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh)
ditentukan oleh suhu udara. Sedangkan defisit tekanan uap air adalah selisih
antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban
udara tersebut mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang
dibahas (Handoko, 1994 ).
Seluruh makhluk hidup dikelilingi oleh suhu dan udara.
Bahkan organisme seperti yang terdapat dalam tanah yang kelihatannya terdapat
pada medan lain. Sebenarnya terdapat dalam air dan udara. Organisme didalam
tanah yang terdapat dalam ruangan antar partikel-partikel tanah. Dari antara
kedua hal ini yakni air dan udara, masing-masing sel individu dari organisme
diudara hanya bisa aktif bila dalam keadaan lembab (Kartasapoetra, 2002).
C. Lama
Penyinaran Matahari
Lama
penyinaran surya adalah lamanya surya bersinar cerah sampai ke permukaan bumi
selama periode satu hari, diukur dalam jam. Periode satu hari disini lebih
tepat disebut panjang hari yakni jangka waktu selama surya berada di atas
horison.Halangan terhadap pancaran cahaya surya terutama awan, kabut, aerosol
atau benda-benda pengotor atmosfer lainnya. Lama penyinaran ditulis dalam
satuan jam sampai nilai persepuluhan atau dalam persen terhadap panjang hari.
Lama penyinaran surya dapat diukur dengan berbagai macam alat yang dapat
merekam sinar yang mencapai di permukaan bumi sejak terbit hingga terbenam;
mampu merekam dengan tepat sampai nilai persepuluh jam (6menit). Terdapat empat
macam/tipe alat perekam sinar surya, yaitu : Tipe Campbell Stokes, Tipe Jordan,
Tipe Marvin, dan Tipe Foster. Dari 4 tipe tersebut hanya tipe Tipe Campbell
Stokes dan Tipe Jordan saja yang banyak dipakai di Indonesia (Sutiknjo. 2005).
Sinar matahari merupakan unsure yang sngat penting dalam
bidang pertanian. Pertama, cahaya merupakan sumber energi ibagi tanaman hijau
yang melalui proses fotosintesis diubah menadi tenaga kimia. Kedua, sinar
matahari memegang peranan penting sebagai sumber energi dalam proses evaporasi
yang menentukan kebutuhan air tanaman. Penyinaran yang lebih lama akan memberi
kesempatan yang lebih besar bagi tumbuhan tersebut untuk memanfaatkannya
melalui proses fotosintesis.
Fotoperiodisme
merupkan tanggapan tanaman terhadap panjang hari. Jadi disini bukanlah
intensitas cahaya yang penting tetapi lama penyanaran oleh matahari. Lamanya
penyinaran matahari berpengaruh terhadap kemampuan tanaman untuk menghasilkan
bagian naman yaitu kemampuan untuk berbunga. Di alam banyak tanaman tidak
menghasilkan bunga apabila panjang hasilnya kurang dari yang seharunya
dibutuhkan tanaman. ( Subroto, 1999 )
Alat ukur
radiasi memegang peran yang sangat penting dalam setiap kegiatan yang
memanfaatkan radiasi. Dengan alat ini setiap pekerja dapat mengetahui tingkat radiasi
ditempat kerja dan dapat mengambil tindakan yang paling tepat untuk menghindari
terjadinya penerimaan dosis yang berlebihan. (Sukartono, dkk. 2006)
Intensitas radiasi matahari diartikan sebagai banyaknya atau
jumlah energi dari cahaya matahari yang diterima bumi, pada luas tertentu serta
jangka waktu tertentu. Dengan banyaknya jenis radiasi yang terdapat di dalam
atmosfer berarti banyak pula alat-alat yang diperlukan untuk mengukur radiasi
langsung , Pyrheliometer dipakai untuk mengukur intensitas radiasi matahari
langsung. Sensor berada didalam sebuah tabung/silinder logam yang dapat
diputar.
Dengan banyaknya jenis radiasi yang terdapat di dalam
atmosfer berarti banyak pula alat-alat yang diperlukan untuk mengukur radiasi
langsung (S).Misalnya :
1. Amstrong Pyrheliometer.
Pyrheliometer dipakai untuk mengukur intensitas radiasi
matahari langsung (S). Pyrheliometer terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu sensor
yang menghasilkan gaya gerak listrik dan recorder yang berisi battery,
galvanometer dan amperemeter. Sensor berada didalam sebuah tabung/silinder
logam yang dapat diputar horizontal dan vertikal.Tabung diputar mengikuti
gerakan matahari sehingga sinar selalu jatuh tegak lurus ke permukaan
sensor.Pada bagian ujung/ muka tabung terdapat tutup yang dapat diputar
terhadap permukaan silinder.Penutup ini berfungsi sebagai pelindung sensor
terhadap matahari dan juga sebagai pemutus dan penghubung kontak listrik.
2. Solarimeter dan Pyranometer.
Digunakan untuk mengukur radiasi matahari total.Untuk
memperoleh data intensitas matahari secara kontinue, Solarimeter dihubungkan ke
sebuah alat pencatat yang dinamakan Chart Recorder yang mempunyai sifat Self
Balancing Potentiometric yaitu suatu recorder yang bekerjanya berdasarkan
keseimbangan antara signal (tenaga listrik yang masuk berasal dari Solarimeter
dengan tenaga listrik dari power supply. Gerakan dan kedudukan pena ditentukan
oleh keseimbangan kedua unsur tersebut. Dengan demikian recorder ini memerlukan
tenaga listrik yang diperlukan selain untuk keseimbangan juga untuk
menggerakkan pias (Chart) dan jam.Recorder ini sangat peka terutama ketika
sedang beroperasi, sedapat mungkin dihindarkan terhadap getaran-getaran yang
dapat mengganggu keseimbangan.
3. Pyrgeometer untuk mengukur radiasi
bumi (O)
4. Net Pyrradiometer untuk mengukur
radiasi total (R)
D. Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat
ketempat lainnya. Angin berhembus dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat
lebih banyak panas matahari dibandingkan tempat lain. Permukaan tanah
yang panas mambuat suhu udara diatasnya naik. Akibatnya udara yang naik
mengembang dan menjadi lebih ringan. Karena lebih ringan dibandingkan udara
sekitarnya, udara akan naik. Begitu udara panas tadi naik, tempatnya akan
segera digantikan oleh udara sekitar terutama udara dari atas yang lebih dingin
dan berat. Proses ini terjadi terus-menerus, akibatnya kita bisa merasakan
adanya pergerakan udara atau yang disebut angin (Nasir, 1990).
Faktor
pendorong bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu
tempat dengan tempat yang lain. Angin selalu bertiup dari tempat dengan udara
tekanan tinggi ke tempat yang tekanan udaranya lebih rendah. Jika tidak ada gaya lain yang
mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsung dari udara bertekanan
tinggi ke udara bertekanan rendah. Akan tetapi, perputaran bumi pada sumbunya
akan menimbulkan gaya yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin. Perbedaan tekanan udara menimbulkan
aliran udara. Udara yang mengalir disebut angin. Udara mengalir dari daerah
yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.
Tekanan
udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya kepada setiap
bidang seluas 1 cm2 yang mendatar dari permukaan bumi. Hal ini dapat
dipahami bahwa setiap lapisan udara yang dibawah mendapat tekanan udara dari
yang diatasnya. Oleh karena itu lapisan yang dibawah keadaan tegang. Ketegangan
itu sangat besar sehingga berat udara yang diatasnya bertahan dalam keadaan
seimbang. Tinggi barometer ialah panjang kolom air raksa yang seimbang dengan
tekanan udara pada waktu itu (Kensaku, 2002).
Hubungan
antara tekanan udara dan ketinggian tempat ini dimanfaatkan dalam merancang
alat pengukuran ketinggian tempat yang disebut Altimeter. Tekanan udara umumnya
menurun sebesar 11 mb untuk setiap bertambahnnya ketinggian tempat sebesar 100
meter. Tekanan udara dipengaruhi oleh suhu, suhu udara didaerah tropis
menunjukkan fluktasi musiman yang sangat kecil. Oleh sebab itu dapat dipahami
jika tekanan udara dikawasan tropis relatif konstan (Takeda, 2005).
Angin dibedakan dalam beberapa bagian, yaitu :
a. Sirkulasi angin di bumi
yaitu Angin pasat, Angin Barat dan Angin Timur
b. Angin Muson terjadi karena perbedaan
tekanan udara antara daratan dengan samudra. Angin muson dibagi 2 yaitu, Angin
Muson Timur, Angin Muson Barat.
c. Angin siklon dan Anti siklon
d. Angin local Angin lokal dibagi
menjadi 4 yaituAngin Darat, Angin Laut, Angin Lembah, Angin Gunung.
Angin dapat bergerak secara horizontal maupun secara
vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan berfluktuasi secara dinamis. Faktor
pendorong bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu
tempat dengan tempat yang lain.
E. Solarimeter
Pengukuran
panjang penyinaran dilakukan bertujuan untuk mengukur lamanya penyinaran
matahari.Panjang penyinaran adalah lamanya sinar matahari ke bumi dalam satuan
periode hari. Pengukuran panjang penyinaran matahari dilakukan menggunakan alat
Solarimeter. Radiasi adalah suatu istilah yang
berlaku untuk banyak proses yang melibatkan pindahan tenaga oleh gejala
gelombang elektromagnetik. Gaya radiatif pemindahan kalor dalam dua pengakuan
penting dari yang memimpin dan konvektif gaya (1) tidak ada medium diperlukan
dan (2) pindahan tenaga adalah sebanding kepada kuasa ke lima atau keempat dari
temperatur menyangkut badan melibatkan(Pitts and Sissom, 2001).
Alat
ukur radiasi memegang peranan yang sangat penting dalam setiap kegiatan yang
memanfaatkan radiasi. Dengan alat ini setiap pekerja dapat mengetahui tingkat
radiasi di tempat kerja dan dapat mengambil tindakan yang paling tepat untuk
menghindari terjadinya penerimaan dosis yang berlebihan. Meskipun dalam setiap
pengukuran radiasi hanya mengandalkan pada hasil pembacaan alat, namun sebagai
pekerja radiasi tidak boleh begitu saja percaya terhadap informasi hasil
pengukuran yang diberikan oleh alat ukur (Akhadi, 1997).
Solarimeter yang umumnya digunakan yaitu Solarimeter tipe Jordan dan tipe Compbell-Stokes.
1.
Solarimeter Type Jordan
Solarimeter tipe Jordan digunakan untuk mengukur lamanya
penyinaran surya per jam. Prinsip kerja alat ini adalah pembakaran pias.
Panjang pias yang terbakar dinyatakan dalam satu jam. Dalam satu hari
Solarimeter ini menggunakan 2 kertas pias untuk menentukan lama panjang
penyinaran.Solarimeter bekerja berdasarkan reaksi fotokimia, sinar matahari yang masuk melalui lubang sempit
solarimeter bereaksi dengan Kalium
ferosianida yang terlapis dalam kertas pias dalam tabung silinder
di dalam solarimeter. Garam fero akan teroksidasi sehingga terbentuk noda
apabila dicuci dengan akuades. Selanjutnya digunakan kertas PP untuk mengukur
panjang noda yang terbentuk. Panjang
noda terbentuk merupakan panjang penyinaran aktual.
Alat dipasang di tempat terbuka sehingga sinar matahari
tidak terhalang oleh pohon atau benda lain. Solarimeter ini dipasang dengan
tidak ada halangan ke arah timur maupun barat, karena merupakan arah terbit dan
tenggelamnya matahari. Kelemahan alat ini yaitu saat interprestasi hasil
pengukuran oleh orang yang berbeda dapat menunjukkan perbedaan sampai 5% lama
penyinaran bulan. Solarimeter tipe Jordan pemakaiannya kurang praktis sehingga
alat ini sering sekali tidak dipergunakan.
2.
Solarimeter Type Combell Stokes
Solarimeter tipe Combell Stokes bekerja berdasarkan
pemfokusan sinar matahari untukmengukur panjang penyinaran. Prinsip alat ini
adalah pembakaran pias, sedangkan panjang pias yang terbakar dinyatakan dalam
satuan jam. Dalam satu hari Solarimeter ini menggunakan hanya satu kertas pias.
Kertas Pias diletakkan pada titik api bola lensa. Hasil pembakaran pias
akan terlihat seperti garis lurus di bawah bola lensa. Kertas pias yang tidak
terletak pada titik api lensa tidak akan terbakar.
Seperti pada Solarimeter Type Jordan, Alat ini dipasang di
tempat terbuka yang tidak terdapat halangan ke arah Timur matahri terbit dan ke
arah Barat saat matahri terbenam. Terdapat tiga jenis pias yang digunakan pada
lat yang sama yaitu, pias waktu matahari di ekuator, di utara dan di selatan.
III.
WAKTU DAN TEMPAT
A. Waktu
Waktu pelaksanaan praktikum pengamatan curah hujan dilakukan pada
tanggal 16 April- 20 Mei 2013 sedangkan pngamatan di ATP dilaksanakan pada hari
jum’at 31 Mei-1 Juni 2013 sore pukul 17.00 wib sampai dengan hari sabtu pukul
17.00 wib.
B. Tempat
Praktikum
pengamatan curah hujan dilaksanakan di
depan laboratorium ekologi Jurusan Budidaya Pertanian fakultas pertanian
Universitas Sriwijaya. sedangkan pngamatan suhu, kelembaban, kecepatan angin, chambel stokes dan
solarimeter dilaksanakan di Agrotechnopark (ATP), desa bakung, kecamatan
Gelumbang, kabupaten Ogan ilir, Sumatera selatan.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun hasil yang didapat
dalam praktikum kali ini.
1.
Tabel
pengamatan curah hujan (pH OBS) Kampus Inderalaya (FP UNSRI)
Minggu I
No
|
Hari/tanggal
|
Air yang didapat (ml)
|
Luas permukaan kaleng (cm2)
|
Curah hujan
|
1
|
Senin,15 April 2013
|
945
|
117,98
|
80.09
|
2
|
Selasa, 16 April 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
3
|
Rabu, 17 April 2013
|
260
|
117,98
|
22.03
|
4
|
Kamis, 18 April 2013
|
50
|
117,98
|
4.23
|
5
|
Jumat, 19 April 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
6
|
Sabtu, 20 April 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
7
|
Minggu, 21 April 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
Minggu II
No
|
Hari/tanggal
|
Air yang didapat (ml)
|
Luas permukaan kaleng (cm2)
|
Curah hujan
|
1
|
Senin, 22 April 2013
|
150
|
117,98
|
12.71
|
2
|
Selasa, 23 April 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
3
|
Rabu, 24 April 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
4
|
Kamis, 25 April 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
5
|
Jumat, 26 April 2013
|
240
|
117,98
|
20.34
|
6
|
Sabtu, 27 April 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
7
|
Minggu, 28 April 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
Minggu III
No
|
Hari/tanggal
|
Air yang didapat (ml)
|
Luas permukaan kaleng (cm2)
|
Curah hujan
|
1
|
Senin, 29 April 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
2
|
Selasa, 30 April 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
3
|
Rabu, 1 Mei 2013
|
120
|
117,98
|
10.17
|
4
|
Kamis, 2 Mei 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
5
|
Jumat, 3 Mei 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
6
|
Sabtu, 4 Mei 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
7
|
Minggu, 5 Mei 2013
|
80
|
117,98
|
6.78
|
Minggu IV
No
|
Hari/tanggal
|
Air yang didapat (ml)
|
Luas permukaan kaleng (cm2)
|
Curah hujan
|
1
|
Senin, 6 Mei 2013
|
10
|
117,98
|
0.84
|
2
|
Selasa, 7 Mei 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
3
|
Rabu, 8 Mei 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
4
|
Kamis, 9 Mei 2013
|
5
|
117,98
|
0.42
|
5
|
Jumat, 10 Mei 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
6
|
Sabtu, 11 Mei 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
7
|
Minggu, 12 Mei 2013
|
70
|
117,98
|
5.93
|
Minggu V
No
|
Hari/tanggal
|
Air yang
didapat (ml)
|
Luas
permukaan kaleng (cm2)
|
Curah
hujan
|
1
|
Senin, 13
Mei 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
2
|
Selasa,
14 Mei 2013
|
8
|
117,98
|
0.67
|
3
|
Rabu, 15
Mei 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
4
|
Kamis, 16
Mei 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
5
|
Jumat, 17
Mei 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
6
|
Sabtu, 18
Mei 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
7
|
Minggu,
19 Mei 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
Minggu VI
No
|
Hari/tanggal
|
Air yang didapat (ml)
|
Luas permukaan kaleng (cm2)
|
Curah hujan
|
1
|
Senin, 20 Mei 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
2
|
Selasa, 21 Mei 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
3
|
Rabu, 22 Mei 2013
|
50
|
117,98
|
4.23
|
4
|
Kamis, 23 Mei 2013
|
50
|
117,98
|
4.23
|
5
|
Jumat, 24 Mei 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
6
|
Sabtu, 25 Mei 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
7
|
Minggu, 26 Mei 2013
|
0
|
117,98
|
0
|
B. Pembahasan
Iklim merupakan
komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamik dan sulit
dikendalikan dan diduga terutama suhu. Faktor suhu mempunyai peranan yang
sangat penting dalam perencanaan dan sistem produksi pertanian karena seluruh
unsur iklim berpengaruh terhadap berbagai proses fisiologis, pertumbuhan dan
produktivitas tanaman.
Suhu merupakan
faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Suhu tanah bergantung juga dengan radiasi matahari,. Suhu dibedakan menjadi suhu tanah maupun udara disekitar tajuk
tanaman. Suhu tanah banyak dipengaruhi
oleh penyinaran matahari yang dialami, untuk mengetahui seberapa besar panas
yang diserap oleh tanah maka digunakan alat termometer tanah selubung logam.
Pada daerah dengan suhu tinggi memiliki
tekanan udara yang rendah dan sebliknya pada daerah dengan suhu rendah memiliki
tekanan udara yang tinggi. Perbedaan tekanan udara ini menyebabkan perbedaan
kecepatan angin karena angin merupakan perpindahan masa udara dari satu tempat
ke tempat lain dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan
rendah. Tinggi
rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan
tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah. Peranan
suhu erat kaitannya dengan kehilangan lengas tanah, melewati mekanisme
transpirasi dan evaporasi. Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim mikro
di sekitar tajuk tanaman akan mempercepat kehilangan lengas tanah terutama pada
musim kemarau.
Perbedaan
cuaca antar tahun lebih berpengaruh dibanding dengan perubahan iklim yang
diproyeksikan. Dan tak terdapat bukti bahwa perubahan iklim akan mempengaruhi
perubahan cuaca tahunan. Petani selalu berhadapan dengan perubahan iklim.
Besaran perbedaan antar tahun telah melampaui prakiraan perubahan iklim.
Fluktuasi iklim tahunan, dalam beberapa urutan besaran lebih tinggi dibanding
dengan besar prediksi perubahan pelan-pelan iklim yang diajukan para ahli
ekologi.
Unsur iklim/cuaca antara lain adalah
radiasi, suhu/temperatur, kelembaban udara, tekanan udara, angin, dan
penguapan. Unsur iklim/cuaca tersebut, selain ada dalam suatu wilayah yang luas,
juga terjadi dalam suatu lingkup ruang atau daerah yang sempit. Kondisi iklim
pada suatu ruang terbatas inilah yang disebut iklim mikro. Iklim mikro sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, perkembangan hama dan
penyakit tanaman, dan proses pelapukan dan pembentukan tanah. Iklim mikro yang penting terutama adalah
kelembaban udara, suhu, kecepatan angin dan penguapan.
Pengenalan atau
pengetahuan tentang alat-alat klimatologi untuk pengukuran lama penyinaran
sinar matahari, suhu udara, serta suhu tanah sangatlah penting, karena hal
tersebut berpontensi memberikan pemahaman kepada praktikan tentang betapa
pentingnya, alat-alat klimatologi tersebut dalam kehidupan sehari-hari terutama
didalam bidang pertanian. Apalagi perkembangan dunia pertanian sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk faktor iklim maupun faktor cuaca, dan
intensitas cahaya matahari.
Pada
tabel hasil pengamatan curah hujan dapat dilihat bahwa setiap minggu terjadi
hujan dan jumlah air hujan yang turun tersebut juga cukup bervariatif, curah
hujan tertinggi didapat pada minggu ketiga bulan April 2013 yaitu 80.09,
sedangkan curah hujan terendah terjadi pada minggu kedua bulan Mei yaitu 0.67. Pada saat pengamatan curah
hujan masih tinggi tetapi semakin beranjak kebulan Mei curah hujan semakin
menurun tetapi tetap turun hujan tiap minggunya. Setiap minggunya terjadi dua
kali hujan meskipun jumlah air yang jatuh cukup bervariatif, pada minggu
pertama terjadi tiga kali hujan, pada minggu ketiga bulan April ini merupakan
curah hujan yang paling tinggi yaitu mencapai 107,5 mm, pada minggu berikutnya
jumlah air hujan yang jatuh turun drastis yaitu 33,4 mm total keseluruhan,
curah hujan minggu kedua ini tidak begitu jauh berbeda dengan pengamatan
ketiga. Pada pengamatan keempat, kelima dan keenam curah hujan semakin turun
drastis bahkan pada minggu ketiga bulan Mei curah hujan mencapai 0.67 total
keseluruhan minggu tersebut.
Pada pengamatan
di Agrotechnopark suhu yang didapat tidak begitu jauh berbeda disetiap jamnya,
suhu maksimum malam di Agroteknopark mencapai 240 c sedangkan suhu
minimum mencapai 230 c, suhu siang di Agrotknopark mencapai 350
c ii terjadi pada pukul 14.00 WIB, sedangkan suhu minimum siang mencapai 300
c ini terjadi pada pukul 10.00 WIB, sedangkan sinar matahari yang bersinar
terik terjadi tujuh kali dari dua belas kali pengamatan, hal ini dapat dilihat
dari kertas pias yang terbakar. pada pukul 14.00 WIB kertas pias terbakar
penuh, hal ini berarti matahari bersinar penuh, dalam waktu yang bersamaan suhu
mencapai 340 c.
Adanya saling keterkaitan antara
iklim, suhu, radiasi matahari memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan yang paling baik
dalam rangka pembangunan pertanian.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat
dari praktikum yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1.
Alat pengukur curah
hujan terdiri dari otomatis dan manual. Secara otomatis seperti Tipe Helmann
dan secara manual yaitu Ombrometer.
2. Lama penyinaran surya adalah
lamanya surya bersinar cerah sampai ke permukaan bumi selama periode satu hari,
diukur dalam jam.
3. kelembaban udara biasanya
digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan perkembangan tumbuhan budi
daya dapat diukur menggunakan termometer bola basah dan bola kering.
4. Tinggi
rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan
tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah.
5. Faktor
pendorong bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu
tempat dengan tempat yang lain.
6. Lamanya
penyinaran matahari berpengaruh terhadap kemampuan tanaman untuk menghasilkan
bagian naman yaitu kemampuan untuk berbunga.
B. Saran
Sebaiknya alat-alat pada praktikum Agroklimatologi
ini sudah disediakan oleh pihak universitas sehingga mahasiswa tidak perlu sulit
untuk melakukan praktikum, dan sebaiknya pada praktikum ini jangan terlalu
banyak teori tetapi kegiatan prakteklah yang dikembangkan untuk praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadi, 1997. Dasar-dasar
Klimatologi, UNSYIAH, Banda Aceh.
Anonim, 2008. Curah Hujan , www.wikipedia/hujan.menlh.go.id. Diakses pada
tanggal 28 April 2011.
Guslim. 2009. Agroklimatologi. USU
Press. Medan.
Handoko. 1994.
Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan
unsur-unsur
iklim. PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
Handoko, 2003, Klimatologi
Dasar, Bogor: FMIPA-IPB.
Kartasapoetra,
A.G. 2004. Klimatologi : Pengaruh iklim Terhadap Tanah dan
Tanaman Edisi
Revisi.
Bumi Aksara. Jakarta.
Lakitan, B.
1994. Dasar-Dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo
Persada,
Jakarta.
Nasir, A. A. dan Y. Koesmaryono. 1990. Pengantar Ilmu Iklim Untuk
Pertanian, Pustaka Jaya, Bogor.
Pettersen, 2006. Kapita Selekta dalam Agrometeorologi. Direktorat Jenderal
Pendidikan
Tinggi
Sutiknjo, Tutut
D. 2005. Petunjuk Praktikum Klimatologi.
Fak. Pertanian
Universitas Kediri: Kediri.
Subroto.1999. Klimatologi Umum.
Bandunng: ITB Bandung
Takeda, Kensaku. 2005. Hidrologi Pertanian. PT. Pratya Utama, Bogor.
0 komentar:
Posting Komentar