Kamis, 23 Januari 2014

PENILAIAN KERUSAKAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI (Capsicum annum L)

I.       PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Cabe adalah salah satu komoditas pertanian yang banyak dikonsumsi oleh rumah tangga dan aneka industri pangan di Indonesia. Semenjak dahulu hingga sekarang, cabe merupakan salah satu komponen bumbu masakan yang terpenting, karena rasanya yang pedas menggugah selera makan dan menambah rasa nikmat pada makanan. Masyarakat Indonesia umumnya menyukai masakan rasa pedas, sehingga berbagai masakan tradisional nusantara banyak menggunakan cabe. Cabe biasa diolah menjadi sambal dan dihidangkan saat menikmati menu seperti; bakso, soto, siomay, bakmie, nasi goreng dan aneka kuliner lainnya. Cabe juga biasa dikonsumsi dalam kondisi segar teman bersantap hidangan makanan kecil seperti tahu, tempe, bakwan, mie, dan lain-lain.

Selain sebagai bumbu masakan, cabe juga telah banyak diolah sebagai bumbu instan seperti sambal instan, saos sambal, dan aneka produk camilan dengan bumbu pedas. Saat ini, telah banyak beredar di toko-toko atau supermarket produk-produk olahan cabe seperti; bumbu masakan instan, sambal, saos, cabe bubuk, aneka makan camilan bumbu pedas, dan lain-lain. Saat ini, cabe juga telah banyak digunakan dalam industri obatobatan atau jamu, misalnya koyo cabe. Penggunaan cabe yang semakin variatif menyebabkan permintaan cabe semakin meningkat dan masih seringkali harus mendatangkan dari negara lain dalam jumlah besar manakala pasokan tidak mencukupi permintaan dalam negeri.
Permintaan produk cabe yang cukup tinggi dan pangsa pasar sangat luas baik di dalam negeri maupun luar negeri, sehingga dapat dikatakan bahwa cabe merupakan komoditas unggulan yang bernilai ekonomis tinggi. Permintaan pasar produk cabe dalam negeri dan luar negeri dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Oleh karena itu, harus diimbangi dengan upaya peningkatan produksi dan stabilisasi harga cabe. Gagal panen sering kali menjadi penyebab menurunnya tingkat produksi dan pasokan cabe di pasaran. Berkurangnya pasokan cabe di pasaran memicu naiknya harga cabe. Tingginya permintaan produk cabe baik dalam negeri maupun pasar internasional merupakan peluang usaha yang cukup menarik untuk berinvenstasi budidaya cabe. Dalam perdagangan ekspor cabe dijual dalam bentuk segar, kering, pasta, giling dan saos. 
Cabe merupakan salah satu komoditas pertanian yang harganya seringkali mengalami fluktuasi. Saat panen raya, harga cabe bisa sangat rendah, sebaliknya pada saat pasokan menurun, maka harga cabe bisa melambung sangat tinggi. Meskipun demikian banyak petani yang tetap optimis untuk bertanam cabe karena pangsa pasar-nya besar dan sewaktu-waktu harganya melambung, para petani dapat meraup laba berlipat. Namun, saat harga cabe segar sangat tinggi banyak konsumen yang mengeluhkan, sehingga konsumen cabe berusaha mencari produk alternatif seperti lada, cabe bubuk, atau dengan mengurangi konsumsi cabe. Untuk membantu daya beli konsumen, biasanya pemerintah melakukan kebijakan impor cabe untuk menetralisir permintaan dan menurunkan harga menuju titi normal.  
Namun meskipun permintaan cabai di kalangan masyarakat cukup tinggi banyak kendala yang harus dihadapi dalam budidaya tanaman cabai salah satunya yaitu serangan hama dan penyakit, intensitas serangan hama dan penyakit tanaman cabai cukup tinggi sehingga dapat menurunkan produksi secara significant. Hama yang sering menyerang tanaman cabai yaitu Thrip, Tungau, Ulat grayak, Lalat buah dan Kutu daun sedangkan npenyakit yaitu antraknose, virus kuning dan layu bakteri.

B.     Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk memperkenalkan kepada mahasiswa untuk menentukan tingkat kerusakan mutlak dan tingkat kerusakan bervariasi dari suatu tanaman yang terserang oleh patogen. 


II.    TINJAUAN PUSTAKA

A.    Tanaman Cabai (Capsicum annum L)

1.      Sistematika Tanaman
Kingdom             : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom       : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divis         : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                  : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                   : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas            : Asteridae
Ordo                   : Solanales
Famili                  : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus                  : Capsicum
Spesies                : Capsicum annum L
2.      Botani Tanaman
a.      Taksonomi Tanaman Cabai
Tanaman cabai memiliki banyak nama populer di berbagai negara. Namun secara umum tanaman cabai disebut sebagai pepper atau chili. Nama pepper lebih umum digunakan untuk menyebut berbagai jenis cabai besar, cabai manis, atau paprika. Sedangkan chili, biasanya digunakan untuk menyebut cabai pedas, misalnya cabai rawit. Di Indonesia sendiri, penamaan cabai juga bermacam-macam tergantung daerahnya. Cabai sering disebut dengan berbagai nama lain, misalnya, lombok, mengkreng, rawit, cengis, cengek, dan masih banyak lagi sebutan lainnya. Tanaman cabai temyata masih saw famili (solanaceae) dengan tanaman kentang, tomat, terung, ranti, dan tekokak, sehingga kemungkinan adanya kesamaan dalam serangan hama dan penyakit. Namun tanaman cabai tidak berkerabat dekat dengan tanaman cabai Jawa (Piper retrofractrum), meskipun sama-sama memiliki nama cabai. Penamaan cabai Jawa memang salah kaprah, karena hanya didasarkan dengan bentuk buah tanaman ini yang menyerupai cabe. Sebenarnya, tanaman cabai Jawa lebih berkerabat dekat dengan tanaman lada (P. nigrum).

b.      Morfologi Tanaman
Bentuk luar atau morfologi tanaman cabai sebenamya bukan hal yang acing bagi sebagian masyarakat Indonesia, terutama berbeda halnya dengan masyarakat yang tinggal di perkotaan. Seringkali mereka belum pemah melihat tanaman cabai yang sebenamya. Yang mereka ketahui hanyalah buah cabai yang dapat dimanfaatkan sebagai sayur.
1.      Daun
Daun tanaman cabai bervariasi menurut spesies dan varietasnya. Ada daun yang berbentuk oval, lonjong, bahkan ada yang Ian- set. Warna permukaan daun bagian atas biasanya hijau muda, hijau, hijau tua, bahkan hijau kebiruan. Sedangkan permukaan daun pada bagian bawah umumnya berwarna hijau muda, hijau pucat atau hijau. Permukaan daun cabai ada yang halus adapula yang berkerut-kerut. Ukuran panjang daun cabai antara 3 — 11 cm, dengan lebar antara 1 — 5 cm.
2.      Batang
Tanaman cabai merupakan tanaman perdu dengan batang tidak berkayu. Biasanya, batang akan tumbuh sampai ketinggian tertentu, kemudian membentuk banyak percabangan. Untuk jenis-jenis cabai rawit, panjang batang biasanya tidak melebihi 100 cm. Namun untuk jenis cabai besar, panjang batang (ketinggian) dapat mencapai 2 meter bahkan lebih. Batang tanaman cabai berwarna hijau, hijau tua, atau hijau muda. Pada batang-batang yang telah tua (biasanya batang paling bawah), akan muncul wama coklat seperti kayu. Ini merupakan kayu semu, yang diperoleh dari pengerasan jaringan parenkim.
3.      Akar
Tanaman cabai memiliki perakaran yang cukup rumit dan hanya terdiri dari akar serabut saja. Biasanya di akar terdapat bintil-bintil yang merupakan hasil simbiosis dengan beberapa mikroorganisme. Meskipun tidak memiliki akar tunggang, namun ada beberapa akar tumbuh ke arah bawah yang berfungsi sebagai akar tunggang semu.
4.      Bunga
Bunga tanaman cabai juga bervariasi, namun memiliki bentuk yang sama, yaitu berbentuk bintang. Ini menunjukkan tanaman cabai termasuk dalam sub kelas Ateridae (berbunga bintang). Bunga biasanya tumbuh pada ketiak daun, dalam keadaan tunggal atau bergerombol dalam tandan. Dalam satu tandan biasanya terdapat 2 — 3 bunga saja. Mahkota bunga tanaman cabai warnanya bermacam-macam, ada yang putih, putih kehijauan, dan ungu. Diameter bunga antara 5 — 20 mm.
Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempuma, artinya dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pemasakan bunga jantan dan bunga betina dalam waktu yang sama (atau hampir sama), sehingga tanaman dapat melakukan penyerbukan sendiri. Namun untuk mendapatkan hasil buah yang lebih baik, penyerbukan silang lebih diutamakan. Karena itu, tanaman cabai yang ditanam di lahan dalam jumlah yang banyak, hasilnya lebih baik dibandingkan tanaman cabai yang ditanam sendirian. Pernyerbukan tanaman cabai biasanya dibantu angin atau lebah. Kecepatan angin yang dibutuhkan untuk penyerbukan antara 10 — 20 km/jam (angin sepoi-sepoi). Angin yang ter lalu kencang justru akan merusak tanaman. Sedangkan penyerbukan yang dibantu oleh lebah dilakukan saat lebah tertarik mendekati bunga tanaman cabai yang menarik penampilannya dan terdapat madu di dalamnya.
5.      Buah dan Biji
Buah cabai merupakan bagian tanaman cabai yang paling banyak dikenal dan memiliki banyak variasi. Menurut Sanders et. al. (1998), buah cabai terbagi dalam 11 tipe bentuk, yaitu serrano, cubanelle, cayenne, pimento, anaheim chile, cherry, jalapeno, elongate bell, ancho, banana, dan blocky bell (Tabel 3). Namun menurut Peet (2001), hanya ada 10 tipe bentuk buah cabai, di mana tipe elongate bell dan blocky bell dianggap sama.





3.      Syarat Tumbuh
a.      Iklim
Faktor iklim juga merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam budi daya cabe. Faktor iklim tersebut meliputi: angin, curah hujan, cahaya matahari, suhu dan kelembaban. Pengetahuan tentang iklim sangat penting dalam usaha agrobisnis. Iklim mempengaruhi jenis tanaman yang sesuai untuk dibudidayakan pada suatu kawasan, penjadwalan budidaya pertanian, dan teknik budidaya yang dilakukan petani. Perubahan iklim mikro, sangat berpengaruh terhadap tanaman cabe. Tanaman cabe akan tumbuh optimal pada iklim dengan curah hujan berkisar 1.5002.500 mm per tahun dengan distribusi merata, suhu udara 1632°C. Hujan yang terlalu deras dapat mengakibatkan bunga banyak yang rontok dan gagal mengalami penyerbukan.
Tanaman cabe memerlukan kelembaban relatif 80% dan sirkulasi udara yang lancar. Curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban sekitar pertanaman. Suhu dan kelembaban yang tinggi akan meningkatkan intensitas serangan bakteri Pseudomonas solanacearum penyebab layu akar serta merangsang perkembangbiakan cendawan dan bakteri. Untuk mengurangi kelembaban yang tinggi jarak tanam diperlebar dengan sistem tanam segitiga (zigzag) dan gulma-gulma dibersihkan.
Penyinaran matahari sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Intensitas cahaya yang cukup dibutuhkan untuk fotosintesis, pembentukan bunga, pembentukan buah dan pemasakan buah. Suhu untuk perkecambahan benih paling baik antara 25-30 ˚C. Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 24-28˚C . Pada suhu <15 atau="atau" span="span" style="mso-spacerun: yes;"> >32 ˚C, buah yang dihasilkan kurang baik, suhu yang terlalu dingin menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, pembentukan bunga kurang sempurna, dan pemasakan buah lebih lama. Lamanya penyinaran (foto periodisitas) yang dibutuhkan tanaman cabe antara 10-12 jam/hari,
b.      Tanah
a.      Jenis Tanah
Tanaman cabe pada umumnya memiliki pertumbuhan yang baik pada tanah yang memiliki banyak bahan organik, bertekstur remah, gembur tidak terlalu liat,  tidak terlalu porus dan tidak becek, bebas hama cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah.
b.      Derajat Keasaman (pH)
Tanaman  cabe dapat tumbuh dengan baik pada kisaran pH 5.5 - 6.8 dan pH optimum 6,0-6,5. Tanah dengan derajat keasaman yang tinggi ( < pH 5.5) dapat diperbaiki dengan cara pengapuran, sehingga pH-nya naik mendekati pH optimum. Sedangkan pada kondisi tanah dengan pH tinggi / basa, maka dapat dilakukan dengan penambahan belerang (S). 
c.       A i r
Air merupakan senyawa yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Air berfungsi sebagai pelarut dan pengangkut unsur hara ke organ tanaman. Air sangat dibutuhkan dalam proses fotosintesis dan proses respirasi (pernafasan) tanaman. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Sebaliknya kelebihan air dapat menyebabkan kerusakan pada perakaran tanaman, disebabkan kurangnya udara pada tanah yang tergenang.

III.      PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A.    Tempat dan Waktu
Praktikum penilaian kerusakan tanaman ini dilaksanakan di lahan pertanian jurusan Hama Penyakit Tanaman (HPT) Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya pada bulan Oktober sampai November 2013
B.     Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu cangkul, Benih, Lahan,
C.    Cara Kerja
Adapun cara kerja Praktikum ini yaitu meliputi:
1.      Pembukaan Lahan
Lahan dibersihkan dari gulma-gulma dengan menggunakan cangkul.
2.      Pengolahan lahan
Setelah lahan bersih maka dibuatlah guludan dengan lebar 80-100 cm dan tinggi 30-40 cm gunanya untuk mengatur drainase agar air tidak menggenangi tanaman selain itu memperbaiki struktur dan tekstur tanah sehingga mempermudah geraknya akar tanaman.
3.      Penyemaian
Sebelum dilakukan penanaman maka sebaiknya benih cabai disemaikan terlebih dahulu, tanaman cabai disemai dengan menggunakan mampan. Media penyemaian menggunakan tanah mineral.
4.      Penanaman
Setelah cabai berumur tiga minggu atau ukurannya sudah cukup besar tanamlah cabai tersebut ke lahan yang sudah disiapkan dengan jarak tanam sedimikan rupa hingga cukup sepuluh tanaman perkelompok dalam luas  areal tertentu.
5.      Pemeliharaan
-          Pembersihan gulma
Lahan dibersihkan dari gulma-gulma yang tumbuh untuk mencegah persaingan hara antara tanaman dan gulma.


-          Pengairan
Tanaman cabai di siram pada pagi atau sore hari setiap hari apabila tidak terjadi hujan untuk mencegah kekurangan air.
6.      Pengamatan
Amatilah tanaman yang terserang patogen dan catat hasil pengamatan tersebut.


IV.      HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil
Adapun hasil yang didapatkan yaitu sebagai berikut:
No
Gambar Tanaman
Keterangan


Perhitungan kerusakan mutlak
Perhitungan kerusakan bervariasi
1
Diket:  n= 2
N= 9
Dit: P ?
Jawab:
P= n/N x 100%
P= 2/9 x 100% =  22,2 %
Diket :  v=n => v2= 1, V3=1     
Z=3     N= 9
Dit: I ?
Jawab:
I=  x 100%
I=  x 100%
  = 18,5 %
2
Diket:  n= 3
N= 6
Dit: P ?
Jawab:
P= x 100%
P= x 100% =  50%
Diket :  v=n => v1= 2, V2=1     
Z=2     N= 6
Dit: I ?
Jawab:
I= x 100%
I=  x 100%
  = 50 %
3
Diket:  n= 3
N= 24
Dit: P ?
Jawab:
P= n/N x 100%
P=  x 100% =  12,5 %
Diket :  v=n => v1= 3    
Z=1     N= 24
Dit: I ?
Jawab:
I= x 100%
I=  x 100%
  = 12,5 %
4
Diket:  n= 2
N= 5
Dit: P ?
Jawab:
P= x 100%
P= x 100% =  40%
Diket :  v=n => v1= 1, V2=1     
Z=3     N= 9
Dit: I ?
Jawab:
I= x 100%
I=  x 100%
  = 30 %
5
Diket:  n= -
N= -
Dit: P ?
Jawab:
P= x 100%
P=
Diket :  v=n =>     
Z= -     N= -
Dit: I ?
Jawab:
I= x 100%
I=

6
Diket:  n= 7
N= 23
Dit: P ?
Jawab:
P= x 100%
P= x 100% =  26 %
Diket :  v=n => v1= 5, V2=2     
Z=2     N= 23
Dit: I ?
Jawab:
I= x 100%
I=  x 100%
  = 19.5 %
7
Diket:  n= 0
N= 16
Dit: P ?
Jawab:
P= x 100%
P= x 100% =  0 %
Diket :  v=n =>     
Z=0     N= 16
Dit: I ?
Jawab:
I= x 100%
I=  x 100%
  = 0 %
8
Diket:  n= 2
N= 6
Dit: P ?
Jawab:
P= x 100%
P= x 100% =  33%
Diket :  v=n => v1= 2    
Z=1     N= 6
Dit: I ?
Jawab:
I= x 100%
I=  x 100%
  = 33 %
9
Diket:  n= 0
N= 5
Dit: P ?
Jawab:
P= x 100%
P= x 100% =  0%
Diket :  v=n =>     
Z=0     N= 5
Dit: I ?
Jawab:
I= x 100%
I=  x 100%
  = 0 %
10
Diket:  n= -
N= -
Dit: P ?
Jawab:
P= x 100%
P= -
Diket :  v=n =>     
Z=-     N= -
Dit: I ?
Jawab:
I= x 100%
I= -

Keterangan : P = persentase atau intensitas serangan (%)
n = banyaknya Bagian tanaman yang sakit
N = Banyaknya tunas tanaman
I = Intensitas serangan (%)
v = nilai skala tiap kategori
Z = nilai skala tiap kategori serangan yang tertinggi

B.     Pembahasan
Dari hasil dapat diketahui bahwa tanaman cabai sangat rentan terhadap serangan patogen tergambar jelas bahwa dari sepuluh tanaman tersebut hanya satu tanaman yang tidak terserang penyakit dan dua batang bahkan mati. Kerentanan tanaman cabai terhadap penyakit inilah sehingga sulit untuk dibudidayakan. Dari hasil juga didapatkan bahwa pertumbuhan tanaman tidaklah merata hal ini  juga dipengaruhi oleh patogen tanaman selain kekurangan unsur hara. Patogen yang menyerang tanaman cabai yaitu jamur, bakteri dan virus. Serangan virus umumnya yang paling sulit diidentifikasi dan dikendalikan. Apabila tidak dilakukan kontrol secara cepat maka Intensitas serangan ini akan selalu meningkat setiap harinya hingga tanaman cabai akan mati.
Cabe merupakan salah satu komoditas pertanian yang harganya seringkali mengalami fluktuasi. Saat panen raya, harga cabe bisa sangat rendah, sebaliknya pada saat pasokan menurun, maka harga cabe bisa melambung sangat tinggi. Meskipun demikian banyak petani yang tetap optimis untuk bertanam cabe karena pangsa pasar-nya besar dan sewaktu-waktu harganya melambung, para petani dapat meraup laba berlipat. Namun, saat harga cabe segar sangat tinggi banyak konsumen yang mengeluhkan, sehingga konsumen cabe berusaha mencari produk alternatif seperti lada, cabe bubuk, atau dengan mengurangi konsumsi cabe. Untuk membantu daya beli konsumen, biasanya pemerintah melakukan kebijakan impor cabe untuk menetralisir permintaan dan menurunkan harga menuju titi normal.  
V.         KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini yaitu:
1.      Penyebab penyakit tanaman cabai yaitu jamur, virus, bakteri dan nematoda.
2.      Penyakit Kuning (virus gemini) paling sulit untuk dikendalikan dan paling cepat penyebarannya.
3.      Tanaman cabai akan tumbuh dengan baik dan produksinya maksima apabila kondisi lingkungan baik biotik maupun abiootiknya mendukung.
4.      Tanaman cabai sangat rentan terhadap serangan penyakit sehingga tanaman cabai sulit untuk dibudidayakan menyebabkan harganya membeludak mahal.
5.      Budidaya tanaman cabai sangat menjanjikan apabila dilihat dari target pasar akan tetapi sulit untuk dibudidayakan apalagi sudah terserang dengan penyakit.
B.     Saran
Supaya terlaksananya kegiatan praktikum dengan baik maka pengawasan dari asisten sangat dibutuhkan untuk memantau aktivitas praktikan supaya tidak menyimpang dari prosedur yang telah ditetapkan untuk itu dibutuhkan pengawasan yang ketat seperti pemeliharaan tanaman oleh praktikan, pengamatan dan lain sebagainya.


DAFTAR PUSTAKA

Anonima,2012. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Cabai. http://antinna84-halusination.blogspot.com/2011/06/taksonomi-dan-morfologi-tanaman-cabai.html. diakses pada tanggal 1 Desember 2013 pukul 17.00 WIB

Anonimb,2011. Cabe (Capsicum annum). http://distan.majalengkakab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=88:c be&catid=19:tanaman-hortikultura&Itemid=31. Diaskses pada tanggal 01 Desember 2013 pukul 07.00 WIB

Ristanto, 2009. Morfologi Bunga Cabai. http://ilmubiologi.com/morfologi-bunga-cabai. Diaskses pada tanggal 01 Desember 2013 pukul 07.00 WIB

Suratno dkk, 2004. Budidaya Tanaman Hortikultura Di Lahan Pekarangan Rumah. PT Erlangga : Jakarta


Suprapto, 2004. Biologi Jilid II. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta

NB : jadikanlh sebuah referensi utk membuat yg lebih baik lagi.. bukan copas.. thx a lot

0 komentar:

Posting Komentar