I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Global Positioning System yang
merupakan sistem untuk menentukan posisi dan navigasi secara global dengan
menggunakan satelit. Sistem GPS pertama kali dikembangkan oleh Departemen
Pertahanan Amerika yang digunakan untuk kepentingan militer maupun sipil. GPS
adalah sebuah alat untuk menentukan letak atau posisi suatu daerah dengan cepat
dan akurasi yang cukup tinggi dengan menggunakan bantuan sistem satelit.
Nama formal dari GPS adalah NAVSTAR
GPS (Navigation Satellite Timing and ranging Global Positioning System). Pemetaan atau penentuan letak suatu daerah
berdasarkan longitude, latitude dan elevasi sangat penting dalam geofisika
karena tanpa adanya gambaran lokasi penelitian/pengamatan hasil data akuisisi
menjadi kurang lengkap. Pemetaan yang cukup mudah untuk dilkukan dan tidak
membutuhkan biaya banyak adalah dengan menggunakan GPS (Global Positioning
System).
Manfaat menggunakan GPS (Global Positioning System) dalam penelitian yaitu setiap penggunaan GPS tidak dikenai biaya dan dapat menampilkan spektrum daerah yang cukup luas. GPS (Global Positioning System) digunakan dalam geofisika karena penggunaan GPS tidak tergantung cuaca dan waktu. Selain itu Penggunaan GPS dapat mencakup daerah yang sangat luas karena satelit GPS mempunyai orbit yang cukup tinggi yaitu sekitar 20.000 km diatas permukaan bumi dan jumlah satelit GPS cukup banyak yaitu 24 satelit sehingga penggunaan satelit ini dapat digunakan oleh siapa saja dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan GPS (Global Positioning System) cukup mudah yaitu dengan menentukan letak longitude, latitude dan elevasi dari daerah yang akan dibuat pemetaan. Kemudian data-data pengukuran diolah menggunakan software map source agar data longitude dan latitude dapat dibaca dalam satuan meter. Untuk memperoleh peta 3D (tiga dimensi) data dari map source perlu diolah lagi menggunakan software surfer.
Manfaat menggunakan GPS (Global Positioning System) dalam penelitian yaitu setiap penggunaan GPS tidak dikenai biaya dan dapat menampilkan spektrum daerah yang cukup luas. GPS (Global Positioning System) digunakan dalam geofisika karena penggunaan GPS tidak tergantung cuaca dan waktu. Selain itu Penggunaan GPS dapat mencakup daerah yang sangat luas karena satelit GPS mempunyai orbit yang cukup tinggi yaitu sekitar 20.000 km diatas permukaan bumi dan jumlah satelit GPS cukup banyak yaitu 24 satelit sehingga penggunaan satelit ini dapat digunakan oleh siapa saja dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan GPS (Global Positioning System) cukup mudah yaitu dengan menentukan letak longitude, latitude dan elevasi dari daerah yang akan dibuat pemetaan. Kemudian data-data pengukuran diolah menggunakan software map source agar data longitude dan latitude dapat dibaca dalam satuan meter. Untuk memperoleh peta 3D (tiga dimensi) data dari map source perlu diolah lagi menggunakan software surfer.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini
yaitu untuk mempelajari, mengetahui dan menghitung posisi lintang dan posisi
bujur.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Global Positioning System yang merupakan
sistem untuk menentukan posisi dan navigasi secara
global dengan menggunakan satelit. Sistem
yang pertama kali dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika ini digunakan untuk
kepentingan militer maupun
sipil (survei dan pemetaan). Sistem GPS, yang nama aslinya adalah
NAVSTAR GPS (Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning System), mempunyai tiga segmen
yaitu : satelit, pengontrol, dan
penerima / pengguna. Satelit GPS yang mengorbit bumi, dengan orbit dan kedudukan yang tetap (koordinatnya pasti), seluruhnya
berjumlah 24 buah dimana 21 buah aktip
bekerja dan 3 buah sisanya adalah cadangan (Syafi’i, Imam. 2005).
Beberapa jenis GPS
adalah Garmin, ALAN, Holux, dan Navitel Navigator.Sedangkan GIS merupakan salah
satu flowmap yang paling modern. GIS umumnya didesain untuk manajemen dan
menampilkan yang mana umumnya merupakan data yang terkait dengan satu lokasi di
bumi, bisa titik, garis atau poligon dan spasial. Flowmap dikembangkan pada
tahun 1990, dimulai dengan pengembangan program simpel untuk aliran barang dan
manusia di peta. Salah satu pemetaan dengan teknologi sederhana adalah dengan
menggunakan GPS kemudian dipindahkan datanya ke GIS. GPS Map edit merupakan
salah satu software yang yang berfungsi untuk pemrosesan data hasil dari
perekaman GPS (Rokhani, H. 2009).
Aplikasi utama untuk keperluan
navigasi, metoda penentuan posisi absolut ini umumnya menggunakan data
pseudorange dan metoda ini tidak dimaksudkan untuk aplikasi-aplikasi yang
menuntut ketelitian posisi yang tinggi (Azhar,2004). Untuk dapat melaksanakan
prinsip penentuan posisi, GPS dikelola dalam suatu sistem GPS yang terdiri dari
dari 3 bagian utama yaitu bagian angkasa, bagian pengontrol dan bagian pemakai.
Penentuan posisi dengan GPS dipengaruhi
oleh faktor-faktor sebagai berikut
1.
Ketelitian
data terkait dengan tipe data yang digunakan, kualitas receiver GPS,
level dari kesalahan dan bias.
2.
Geometri
satelit, terkait dengan jumlah satelit yang diamati, lokasi dan distribusi
satelit dan lama pengamatan.
3.
Metoda
penentuan posisi, terkait dengan metoda penentuan posisi GPS yang digunakan,
apakah absolut, relatif, DGPS, RTK dan lain-lain.
4.
Strategi
pemrosesan data, terkait dengan real-time atau post processing,
strategi eliminasi dan pengkoreksian kesalahan dan bias, pemrosesan
baseline dan perataan jaringan serta kontrol kualitas (Antoni,1999).
Menurut Prahasta (2002), Dalam bidang
survei dan pemetaan
untuk wilayah terumbu karang,
GPS dapat digunakan untuk menentukan posisi
titik-titik lokasi penyelaman maupun transek. Posisi yang diperoleh adalah
posisi yang benar
terhadap sistem koordinat bumi. Dengan mengetahui posisinya
yang pasti, lokasi-lokasi penyelaman maupun
transek dapat di-plot-kan kedalam peta kerja. Satelit bertugas untuk menerima
dan menyimpan data yang ditransmisikan oleh stasiun-stasiun pengontrol, menyimpan
dan menjaga informasi
waktu berketelitian tinggi (ditentukan dengan jam atomic
di satelit), dan memancarkan sinyal dan informasi
secara kontinyu ke pesawat penerima (receiver) dari pengguna. Penerima bertugas
menerima data dari satelit dan meprosesnya untuk menentukan (posisi tiga dimensi
yaitu koordinat di bumi plus ketinggian), arah, jarak dan waktu yang diperlukan oleh pengguna. Ada dua
macam tipe penerima yaitu tipe NAVIGASI dan tipe GEODETIC. Pengontrol bertugas
untuk mengendalikan dan mengontrol satelit dari bumi baik untuk mengecek
kesehatan satelit, penentuan
dan prediksi orbit dan
waktu, sinkronisasi waktu antar satelit, dan mengirim data ke satelit.
Pengenalan sistem kordinat sangat
penting agar dapat menggunakan GPS secara optimal. Ada dua klasifikasi tentang
sistem kordinat yang dipakai oleh GPS maupun dalam pemetaan yaitu: sistem
kordinat global yang biasa disebut dengan kordinat GEOGRAFI dan sistem kordinat
dalam bidang proyeksi.
1.
Kordinat GEOGRAFI diukur dalam
lintang dan bujur dalam besaran derajat desimal, derajat menit desimal, atau
derajat menit detik. Lintang diukur terhadap equatir sebagai titik nol (0
derajat sampai 90 derajat positif kesrah utara dan 0 derajat sampai 90 derajat
negatif kearah selatan). Bujur diukur berdasarkan titik nl di greenwich dari
nol derajat sampai 180 derajat keaah barat.
2.
Kordinat dalam bidang proyeksi
merupakan korinat yang dipakai pada sistem proyeksi tertentu. Umumnya berkaitan
erat dengan sistem proyeksinya, walaupun adakalanya digunakan kordinat GEOGRAFI
dalam bidang proyeksi. Beberapa sistem proyeksi yang lazim digunakan di
indonesia di antanya adalah : proyeksi merkator, transverse merkator, universal
Transverse merkator (UTM), kerucut konformal. Masing-masing sistem tersebut ada
kelebihan dan kekurangan, dan pemilihan proyeksi umumnya didasarkan pada tujuan
peta yang akan dibuat (Prihandito,1998).
Berbagai
metodologi yang dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran permukaan bumi
antara lain adalah :
1.
Remote Sensing (Penginderan Jauh)
2.
Foto Udara
3.
Global Positioning Sistem (GPS)
4.
Tererestris
5.
Bathimetrik/ Hidrografi
6.
Kombinasi.
Masing-masing
metoda mempunyai ciri/ karakteristik tertentu dan mempunyai perbedaan dari segi
:
-
teknologi yang digunakan
-
bentuk/ format data yang dihasilkan
-
metoda pemerosesan
-
penggunaan/ aplikasinya
-
biaya
-
waktu
-
luas area terpetakan
III.
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan di jalan menuju lahan sawit dan aboretum atau di samping
Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya pada hari Kamis, tanggal 9 Mei 2013.
B. Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang dipakai pada praktikum ini adalah 1). Tiang kayu/bambu ,
2). Jam, 3). Kompas, 4). Benang, 5). Waterpass, 6). Data deklanasi matahari,
7). Laptop, 8). Gps, 9). Kalkulator, 10). Penggaris, 11). Alat tulis.
C. Cara Kerja
Adapun
cara kerja pada praktikum ini yaitu :
1.
Tentukan tempat
yang akan diamati yang mengenai sinar matahari.
2.
Tancapkan
bambu ke tanah.
3.
Pasang tali
benang sesuai arah yang terkena sinar matahari atau mengikuti bayangan.
4.
Catat dan hitung
hasil yang akan digunakan dalam menentukan letak bujur lintang.
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun hasil
dari praktikum ini yaitu :
Pengamatan
|
Panjang
BC (bayangan)
|
Panjang
AB (tinggi)
|
Waktu
pengukuran (WIB)
|
Garis
lintang
|
Garis
bujur
|
I
|
71,5 cm
|
200 cm
|
12:13:33
|
20 11’
49’’
|
40 0’ 0’’
|
II
|
98 cm
|
200 cm
|
13:13:00
|
80 37’
11’’
|
190 8’
27’’
|
C. Pembahasan
Praktikum yang telah dilakukan
adalah Pemetaan Sederhana dengan menggunakan Global Positioning System (GPS).
GPS merupakan sistem navigasi satelit yang berfungsi sebagai penentu arah
suatu tempat dengan menampilkan koordinat suatu lokasi. GPS memiliki kekuatan
sinyal satelit yang membantu dalam perhitungan. Kekuatan sinyal dari GPS
dipengaruhi oleh lokasi satelit dengan pengamatan simultan ke minimal 4 satelit
koordinatnya. Pada percobaan didapatkan 3 jenis data,yaitu Sourth,East,dan
Elevation. Data tersebut digunakan untuk membuat peta dasar yang berbentuk dua
dimensi dan tiga dimensi.
Dalam pembuatan peta dasar hal pertama yang dilakukan adalah mengkonversi Sourth(S)
dan East(E) menjadi x dan y. Daerah yang dijelajahi memiliki titik awal warung
yang letaknya dibelakang ormawa dan titik akhirnya berada di Fakultas Teknologi
Pertanian. Data yang dihasilkan dari praktikum kemudian diolah dengan
menggunakan software map source. Fungsi software map source adalah untuk
mengkonversi hasil pengambilan data yang pada awalnya dalam bentuk derajat
dirubah menjadi bentuk meter. Gambar yang dihasilkan dari software map source
ini hanya berupa titik-titik yang menandakan daerah yang telah diamati.
Titik-titik tersebut membentuk sutu pola yang menandakan area pengambilan data.
Selanjutnya data diolah dengan menggunakan software surfer. Data yang
diolah dengan software surfer kemudian akan membentuk peta sederhana dan juga
pola 3 dimensi. Pola 3 dimensi yang dihasilkan dari software surfer ini
menandakan gambaran wilayah dari data.
Data hasil pengukuran yang di
dapat dalam satuan derajat yang di tampilkan oleh latitude dan logitute. Dengan
menggunakan software Map Source koordinatnya di ubah dalam satuan meter (m).
Kemudian nilai tersebut dibuat peta Maps Sourcenya. Hal ini dapat dilihat dari
gambar 4.1.1. lintasan yang dilalui berliku-liku. Hal ini di sebabkan oleh
medan / lintasan pengukuran yang di tempuh berupa bukit sehingga memiliki
keadaan permukaan yang lumayan terjal.
Pada
peta kontur bentuk dan ketinggian permukaan ditunjukkan oleh garis-garis. Garis
kontur pada prinsipnya adalah garis perpotongan bentuk muka bumi dengan bidang
horizontal pada suatu ketinggian yang tetap. Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan gambar peta kontur yang dihasilkan telah menunjukkan bentuk bukit.
Sehingga dapat diasumsikan bahwa aplikasi surfer dapat memetakan wilayah yang
telah di amati seperti keadaan aslinya.
Dengan adanya praktikum ini dapat membantu penelitian atau survey geofisika
pada daerah tersebut. Hal ini sangat penting karena tanpa adanya informasi
letak atau lokasi data akuisisi menjadi kurang lengkap. Untuk dapat
menggambarkan peta yang baik,perlu diketahui unsur-unsur penting diantaranya
bukit, lembah,dan dataran rendah.
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang didapat dari praktikum ini yaitu :
1. Nama formal
dari GPS adalah NAVSTAR GPS (Navigation Satellite Timing and ranging Global Positioning
System).
2. GPS adalah
sebuah alat untuk menentukan letak atau posisi suatu daerah dengan cepat dan
akurasi yang cukup tinggi dengan menggunakan bantuan sistem satelit.
3. Penggunaan
GPS (Global Positioning System) cukup mudah yaitu dengan menentukan letak
longitude, latitude dan elevasi dari daerah yang akan dibuat pemetaan
4. Penggunaan
GPS dapat mencakup daerah yang sangat luas karena satelit GPS mempunyai orbit
yang cukup tinggi yaitu sekitar 20.000 km diatas permukaan bumi.
5. Ada dua macam
tipe pesawat penerima yaitu tipe NAVIGASI
dan tipe GEODETIC.
B. Saran
Sebaiknya tiap-tiap mahasiswa
menghitung dengan menggunakan GPS pada daerah yang mereka amati, dan jarak
antar pengamatan dapat lebih jauh lagi sehingga perbedaan antar tempat
pengamatan berbeda nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Antoni.
1999. Pekerjaan Dasar Survei. Yogyakarta: Kosinus.
Azhar. 2004.
Penentuan Posisi Dengan GPS Dan Aplikasinya. Jakarta: Pradanya
Paramita.
Prahasta,
Eddy. 2002. Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis
Informatika. Bandung: Yudistira.
Prihandito,
Aryono. 1998. Kartografi. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
Rokhani, H. 2009. Pengendalian
Lingkungan Dalam Bangunan Pertanian. Departemen Teknik Mesin dan
Biosistem, Institut Pertanian Bogor. Diakses 6 juni 2013 pukul 10.00 WIB
Syafi’i,
Imam. 2005 . Manual Garmin GPS . Jakarta : Yudistira.
0 komentar:
Posting Komentar