I
. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan juga dapat bersaing antara
sesamanya dengan secara interaksi biokimia, yaitu salah satu tumbuhan
mengeluarkan senyawa beracun ke sekitarnya dan dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan tumbuhan lainnya. Interaksi biokimia antara gulma dan pertanaman
antara lain menyebabkan gangguan perkecambahan biji, kecambah jadi abnormal,
pertumbuhan memanjang akar terhambat, perubahan susunan sel-sel akar dan lain
sebagainya. Persaingan yang timbul akibat dikeluarkannya zat yang meracuni
tumbuhan lain disebut
allelopathy (Sukman dan Yakup, 1995). Alelopati adalah interaksi biokimia antara mikroorganisme atau tanaman baiki yang bersifat positif maupun negatif. Beberapa gulma terbukti bersifat allelopati adalah Imperata cylindrica dan Acasia mangium, gulma tersebut diketahui sangat kompetitif dengan tanaman lain yang mengakibatkan turunnya produksi tanaman. Ekstrak umbi Imperata cylindrica dan daun Acasia mangium terbukti mampu menghambat perkecambahan dan pertumbuhan kecambah,rendaman ekstrak daun Acasia mangium ataupun umbi akar dari Imperata cylindrica dapat menghambat perkembangan benih kacang-kacangan,centel dan mustard.
allelopathy (Sukman dan Yakup, 1995). Alelopati adalah interaksi biokimia antara mikroorganisme atau tanaman baiki yang bersifat positif maupun negatif. Beberapa gulma terbukti bersifat allelopati adalah Imperata cylindrica dan Acasia mangium, gulma tersebut diketahui sangat kompetitif dengan tanaman lain yang mengakibatkan turunnya produksi tanaman. Ekstrak umbi Imperata cylindrica dan daun Acasia mangium terbukti mampu menghambat perkecambahan dan pertumbuhan kecambah,rendaman ekstrak daun Acasia mangium ataupun umbi akar dari Imperata cylindrica dapat menghambat perkembangan benih kacang-kacangan,centel dan mustard.
Peristiwa alelopati
adalah peristiwa adanya pengaruh jelek dari zat kimia (alelopat) yang
dikeluarkan tumbuhan tertentu yang dapat merugikan pertumbuhan tumbuhan lain
jenis yang tumbuhdi sekitarnya. Zat alelopatik dalam interaksi antar
tumbuhan tinggi ini ditunjukkan dengan peristiwa tidak dapat tumbuhnya tumbuhan
lain disekitar pohon walnut (Juglans nigra). Pengamatan menunjukkan
bahwa tomat, pinus atau gandum tidak dapat tumbuh disekitar pohon walnut.
Ternyata kemudian bahwa toksin yang berfungsi sebagai zat alelopati bukanlah
dari eksudat akar walnut, melainkan dari daun dan tangkai serta ranting-ranting
yang gugur ke tanah membawa toksisn. Toksin ini adalah 4-Glukosida dari
1,4,5-Trihidroksi naftalena yang terhidrolisis menjadi naftakuinon yang disebut
yugion, yang larut dalam air.
Perkecambahan (germination)
merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji
yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air
dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Biji
menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam
bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel
embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik. Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal. Fitohormon
asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat.
B.
Tujuan
Mempelajari
pengaruh allelopati jenis tumbuhan terhadap perkecambahan tanaman palawija.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Ekosistem
adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh
antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ilmu
yang mempelajari ekosistem disebut ekologi. Ekologi berasal dari dua kata dalam
bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau
tempat tinggal, dan logos artinya ilmu. Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif
baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai
pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana
makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan
atarmakhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau
lingkungannya (Hairiah K et al, 2000).
Allelopati
adalah produksi substansi (zat) oleh suatu tanaman yang merugikan tanaman lain
atau mikroba. Ini merupakan topic yang kontroversi (bertentangan). Masalahnya
adalah bahwa tanaman mengandung substansi yang sangat luas yang bersifat toksik
dan beberapa percobaan berusaha mendemonstrasikan pengaruh allelopati dengan
memberikan ekstrak suatu tanaman kepada biji-biji ataupun bibit tanaman lain.
Terlepas dari kenyataan bahwa ekstrak suatu tanaman bukanlah material percobaan
yang cocok, karena tidak terdapat di alam, ekstrak tersebut sering kali tidak
steril sehingga transformasi bakteri barangkali telah berlangsung dan biasanya
tanaman-tanaman tersebut tidak memiliki hubungan ekologi (Tetelay,
2003)
Alelopati kebanyakan berada dalam
jaringan tanaman, seperti daun, akar,aroma, bunga, buah maupun biji, dan
dikeluarkan dengan cara residu tanaman. Beberapa contoh zat kimia yang dapat
bertindak sebagai ealelopati adalah gas-gas beracun. Yaitu Sianogenesis
merupakan suatu reaksi hidrolisis yang membebaskan gugusan HCN, amonia,
Ally-lisothio cyanat dan β-fenil isitio sianat sejenis gas diuapkan dari minyak
yang berasal dari familia Crusiferae dapat menghambat perkecambahan. Selain
gas, asam organik, aldehida, asam aromatik, lakton tak jenuh seserhana,
fumarin, kinon,flavanioda, tanin, alkaloida ,terpenoida dan streroida juga
dapat mengeluarkan zat alelopati. Alelopati merupakan
sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi antara makhluk hidup yang satu
dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia (Rohman dan I wayan
Sumberartha, 2001). Sedangkan menurut Odum (1971) dalam Rohman dan I wayan
Sumberartha (2001) alelopati merupakan suatu peristiwa dimana suatu individu
tumbuhan yang menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat pertumbuhan jenis
yang lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Istilah ini mulai
digunakan oleh Molisch pada tahun 1937 yang diartikan sebagai pengaruh negatif
dari suatu jenis tumbuhan tingkat tinggi terhadap perkecambahan, pertumbuhan,
dan pembuahan jenis-jenis lainnya.
Zat-zat kimia atau
bahan organik yang bersifat allelopathy dilepaskan oleh tumbuhan
penghasilnya ke lingkungan tumbuhan lain melalui beberapa cara antara lain
melalui serasah yang telah jatuh kemudian membusuk, melalui pencucian daun atau
batang oleh air hujan, melalui penguapan dari permukaan organ-organ tumbuhan,
dan eksudasi melalui akar (root exudation) ke dalam tanah. Contoh jenis
tumbuhan yang mengeluarkan zat kimia bersifat allelopatyy melalui daun,
misalnya Adenostena fasciculatum, Eucalyptus globules, Camelina
alyssum, Erenophylla mitchellii, yang mengeluarkan zat allelopathy
melalui perakaran misalnya gandum, gandum hitam, dan apel, sedangkan yang
mengeluarkan zat Allelopathy melalui pembusukan nisalnya Helianthus,
Aster, dan Agropyron repens. (Setyowati, 1999).
Alang-alang bukan hanya sebagai pesaing bagi
tanaman lain terutama tanaman pangan dalam mendapatkan air, unsur hara dan
cahaya tetapi juga menghasilkan zat alelopati yang menyebabkan pengaruh negatif
pada tanaman lain (Hairiah et al., 2001). Alang-alang, tumbuhan yang sering diabaikan,
tetapi sangat berkhasiat untuk panas dalam, sariawan, bahkan asam urat.
Alang-alang juga berguna untuk pelembut kulit; peluruh air seni, pembersih
darah, penambah nafsu makan, penghenti perdarahan. Di samping itu dapat
digunakan pula dalam upaya pengobatan penyakit kelamin (kencing nanah, kencing
darah, raja singa), penyakit ginjal, luka, demam, tekanan darah tinggi dan
penyakit syaraf. Semua bagian tumbuhan digunakan sebagai pakan hewan, bahan
kertas, dan untuk pengobatan kurap. Alang-alang berefek sebagai diuretika,
artinya menyebabkan pengeluaran urin. Alang-alang sangat membantu dalam
membersihkan ginjal dan mengeluarkan batu ginjal.
Beberapa
alelopat dapat menghambat pertumbuhan yaitu dengan mempengaruhi pembesaran sel
tumbuhan. Beberapa senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat respirasi
akar. Senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat sintesis protein.
Beberapa senyawa alelopati dapat menurunkan daya permeabilitas membran pada sel
tumbuhan.. Senyawa alelopati dapat menghambat aktivitas enzim (Rohman, 2001)
Allelokimia (senyawa penyebab
allelopati) berasal dari bagian yang berbeda pada tumbuhan penghasilnya; akan
tetapi, bagian terpenting sebagai sumber allelokimia adalah akar dan daun.
Eksudat akar berperan aktif dalam pengaturan sismbiosis dan proteksi tumbuhan
terhadap mikroorganisme. Dalam interaksi allelopati, tumbuhan donor menggunakan
metabolit sekunder yang dikeluarkan akar ke rizosfir untuk mengganggu
pertumbuhan tumbuhan lain di sekitarnya (Bais et al., 2004). Peristiwa
allelopati ialah peristiwa adanya pengaruh jelek dari zat kimia (allelopat)
yang dikeluarkan tumbuhan tertentu yang dapat merugikan pertumbuhan tumbuhan
lain yang tumbuh di sekitarnya. Pertumbuhan jagung banyak dipengaruhi oleh
berbagai faktor genetic dan lingkungan, diantara faktor lingkungan adalah
adanya persaingan dengan gulma. Pertumbuhan gulma disekitar tanaman jagung
perlu dikendalikan karena menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen (Sukman, 1995).
Allelopati
merupakan efek yang merusak dari pelepasan senyawa-senyawa kimia organik oleh
satu jenis tertentu tanaman pada saat perkecambahan, pertumbuhan atau
metabolisme terhadap jenis tanaman lain yang berbeda. Secara umum alelopati
selalu dikaitkan dengan maslah gangguan yang ditimbulkan gulma yang tumbuh
bersama-sama dengan tanaman pangan, dengan keracunan yang ditimbulkan akibat
penggunaan mulsa pada beberapa jenis pertanaman, dengan beberapa jenis rotasi
tanaman, dan pada regenarasi hutan (Einhellig FA. 1995).
III . PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum ini dilakukan
pada hari Kamis 14 April 2013 pukul 12.30 WIB sampai dengan pukul 14.00
WIB di Laboratorium Ekologi Jurusan Budidaya pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan
dalam praktikum kali ini adalah : Tabung biakan tertutup, rak tabung reaksi,
sifut kecil (sebagai konsumen), hydrilla (sebagai produsen), larutan bromtimul
biru, air, sumber cahaya dan kamar gelap.
C.
Cara Kerja
Adapun cara
kerja pengaruh allelopati terhadap perkecambahan ini adalah sebagai berikut :
1. Siapkan 2
percobaan A dan B, masing – masing terdiri dari 4 tabung biakan. Tandai
tabung-tabung biakan ini dengan kode A1, A2, A3, A4 dan B1, B2, B3, B4.
2.
Isilah setiap tabung dengan air
sampai permukaan air kira-kira 20 mm di bawah mulut tabung.
3.
Tambahkan 3 – 5 tetes larutan
Bromtimul biru ke dalam tabung
4.
Masukkan ke dalam tabung biakan A1
dan B1 sifut, ke dalam tabung A2 dan B2 sifut dan hydrilla, ke dalam tabung A3
dan B3 masukkan hydrilla saja dan tabung A4 dan B4 tidak dimasukkan sifut atau
hydrilla
5.
Tutup semua tabung biakan
rapat-rapat, usahakan agar tutup tersebut tidak bocor
6.
Tempatkan rangkaian percobaan A pada
tempat terang dan rangkaian percobaan B pada kamar gelap
7.
Setelah 24 jam, amati semua tabung
biakan, catatlah semua perubahan dalam warna indicator (Bromtimul biru).
Catat juga bila terjadi perubahan pada sifut atau hydrilla. Setelah itu
pindahkan tabung biakan A ke dalam kamar gelap dan tabung biakan B ke tempat
terang. Setelah 24 jam lakukan lagi pengamatan da pemindahan
tabung. Pengamatan dilakukan selama 7 hari.
8.
Buatlah data hasil pengamatan selama
beberapa hari tersebut. Bagaimana kesimpulan saudara tentang daur karbon
pada percobaan ini.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Panjang kecambah jagung yang hidup
Tanaman ke-
|
Ekstrak Yang Digunakan
|
|||||||||||
Gamal
|
Akasia
|
Kirinyuh
|
Alang-alang
|
|||||||||
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
6
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
8
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
9
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
10
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2. Panjang kecambah kacang hijau yang hidup
Tanaman ke-
|
Ekstrak Yang Digunakan
|
|||||||||||
Gamal
|
Akasia
|
Kirinyuh
|
Alang-alang
|
|||||||||
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
A
|
B
|
C
|
|
1
|
2cm
|
5cm
|
3cm
|
4cm
|
2cm
|
2cm
|
2cm
|
5cm
|
3cm
|
2cm
|
2cm
|
2cm
|
2
|
2cm
|
4cm
|
4cm
|
3cm
|
2cm
|
3cm
|
3cm
|
4cm
|
2,5 cm
|
1cm
|
2cm
|
1,5 cm
|
3
|
4cm
|
4cm
|
6cm
|
3cm
|
5cm
|
5cm
|
3cm
|
6cm
|
1,5 cm
|
1,5 cm
|
1cm
|
0,5 cm
|
4
|
2,5 cm
|
4cm
|
5cm
|
2cm
|
4cm
|
4cm
|
2cm
|
2,5 cm
|
3cm
|
0,5 cm
|
0,5 cm
|
-
|
5
|
1,5 cm
|
5cm
|
5cm
|
1cm
|
2cm
|
5cm
|
2cm
|
1,5 cm
|
2,5 cm
|
0,5 cm
|
-
|
-
|
6
|
2,5 cm
|
2cm
|
4cm
|
1cm
|
6cm
|
3cm
|
4cm
|
2,5 cm
|
4cm
|
0,5 cm
|
-
|
-
|
7
|
5cm
|
2cm
|
2cm
|
2cm
|
2cm
|
2cm
|
4cm
|
3cm
|
2cm
|
0,5 cm
|
0,5 cm
|
-
|
8
|
1cm
|
5cm
|
4cm
|
2cm
|
2cm
|
5cm
|
3cm
|
3,5 cm
|
1,5 cm
|
-
|
-
|
-
|
9
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
10
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3. Jumlah kecambah jagung yang hidup
Jenis Ekstrak
|
Perbandingan
|
Jumlah Kecambah
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
Gamal
|
A
|
|||||
B
|
||||||
C
|
||||||
Kirinyuh
|
A
|
|||||
B
|
||||||
C
|
||||||
Akasia
|
A
|
|||||
B
|
||||||
C
|
||||||
Alang-alang
|
A
|
-
|
||||
B
|
-
|
|||||
C
|
-
|
B.
Pembahasan
Allelopathy berpengaruh dalam pertumbuhan
tumbuhan disekitarnya. Allelopathy dapat menghambat atau mematikan
pertumbuhan/perkecambahan. Hal ini sesuai dengan Anonimc (2009 : 1)
bahwa zat-zat penghambat tumbuh yang paling umum adalah senyawa-senyawa aromatic
seperti fenol dan laktan, alkaloid tertentu, asam organik dan asam lemak bahkan
ion-ion logam dapat juga bertindak sebagai penghambat. Pengaruh buruk dari
alleolopathy berupa gangguan atau hambatan pada perbanyakan dan perpanjangan
sel, aktifitas giberalin dan Indole Acetid Acid ( IAA ), penyerapan hara, laju
fotosintesis, respirasi, pembukaan mulut daun, sintesa protein, aktivitas enzim
tertentu dan lain-lain. Hambatan allelopathy dapat pula berbentuk pengurangan
dan kelambatan perkecambahan biji, penahanan pertumbuhan tanaman, gangguan
sistim perakaran, klorosis, layu, bahkan kematian tanaman.
Perkecambahan
benih dapat dipengaruhi oleh faktor yang meliputi : tingkat kemasakan benih,
ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan, serta faktor luar yang
meliputi: air, temperatur, oksigen, dan cahaya. Hal ini sesuai
dengan Sutopo
(1983) bahwa benih yang dipanen sebelum mencapai tingkat kemasakan fisiologis
tidak mempunyai viabilitas tinggi. Pada beberapa jenis tanaman, benih yang
demikian tidak akan dapat berkecambah. Hal ini diduga benih belum memiliki
cadangan makanan yang cukup dan pembentukan embrio belum sempurna. Karbohidrat,
protein, lemak, dan mineral ada dalam jaringan penyimpanan benih. Ukuran benih
mempunyai korelasi yang positip terhadap kandungan protein pada benih. semakin
besar/berat ukuran benih maka kandungan protein juga makin meningkat. Benih
dorman adalah benih yang sebenarnya hidup tetapi tidak mau berkecambah meskipun
diletakkan pada lingkungan yang memenuhi syarat untuk berkecambah. Penyebab
dormansi antara lain adalah impermeabilitas kulit biji terhadap air atau
gas-gas (sangat umum pada famili leguminosae), embrio rudimenter, halangan
perkembangan embrio oleh sebab-sebab mekanis, dan adanya bahan-bahan penghambat
perkecambahan. Banyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan
benih. Zat-zat tersebut adalah herbisida, auksin, bahan-bahan yang terkandung
dalam buah, larutan mannitol dan NaCl yang mempunyai tingkat osmotik tinggi,
serta bahan yang menghambat respirasi (sianida dan fluorida). Semua
persenyawaan tersebut menghambat perkecambahan tetapi tak dapat dipandang
sebagai penyebab dormansi.
Proses
penyerapan terhadap air, juga dilakukan oleh benih tanaman. Hal ini sesuai
dengan Anonimg (2009 : 1) bahwa faktor yang mempengaruhi penyerapan
air oleh benih ada dua, yaitu sifat kulit pelindung benih dan jumlah air yang
tersedia pada medium sekitarnya. Jumlah air yang diperlukan untuk berkecambah
bervariasi tergantung kepada jenis benih, umumnya tidak melampaui dua atau tiga
kali dari berat keringnya. Proses respirasi akan berlangsung selama benih masih
hidup. Pada saat perkecambahan berlangsung, proses respirasi akan meningkat
disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida,
air dan energi. Pada umumnya, proses perkecambahan dapat terhambat bila
penggunaan oksigen terbatas. Temperatur harus dikendalikan dengan teliti
beberapa macam benih berkecambah diatas suatu batas yang lebar dari temperatur
yang wajar, tetapi yang lain mulai tumbuh dengan segera hanya dibatas yang
sempit. Benih berkecambah biasanya pada temperatur dimana benih itu telah
menyesuaikan dengan iklim di tempat benih tersebut dihasilkan. Ketersediaan air
di lingkungan sekitar benih merupakan faktor penting. Kurang tersedianya air
pada lingkungan benih akan menyebabkan jumlah air yang diambil untuk
berkecambah menjadi semakin rendah atau tidak terpenuhi.
V . KESIMPULAN DAN
SARAN
A. Kesimpulan
1.
Alelopati kebanyakan berada dalam
jaringan tanaman, seperti daun, akar,aroma, bunga, buah maupun biji, dan
dikeluarkan dengan cara residu tanaman.
2.
Berdasarkan pengaruhnya terhadap
pertumbuhan tumbuhan, zat-zat kimia yang bersifat allelopathy dapat
dibagi menjadi autotoxic dan antitoxic.
3.
Allelokimia (senyawa penyebab
allelopati) berasal dari bagian yang berbeda pada tumbuhan penghasilnya; akan
tetapi, bagian terpenting sebagai sumber allelokimia adalah akar dan daun.
4.
Peristiwa allelopati ialah peristiwa
adanya pengaruh jelek dari zat kimia (allelopat) yang dikeluarkan tumbuhan
tertentu yang dapat merugikan pertumbuhan tumbuhan lain yang tumbuh di
sekitarnya.
5.
Faktor dalam perkecambahan, meliputi tingkat kemasakan benih, ukuran benih,
dormansi, dan penghambat perkecambahan. Sedangkan Faktor luar yang mempengaruhi perkecambahan meliputi : air, temperatur,
oksigen, dan cahaya.
B. Saran
Sebaiknya prosedur pada praktikum ini dilakukan dengan baik oleh
praktikan dan dilakukan pengamatan secara berkelanjutan hingga praktikan dapat
mengetahui perbedaan/pengaruh allelopati tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Einhellig
FA. 1995a. Allelopathy: Current status and future goals. Dalam Inderjit,
Dakhsini KMM, Einhellig FA (Eds). Allelopathy. Organism, Processes and
Applications. Washington DC: American Chemical Society. Hal. 1 – 24.
Hairiah K et al. 2000. Reclamation of Imperata Grassland
using Agroforestry.
Hairiah
K et al. 2001. Reclamation of Imperata Grassland using Agroforestry.
Lecture Note 5. ICRAF. (http://www.icraf.cgiar.org/sea).
Lecture Note 5. ICRAF. (http://www.icraf.cgiar.org/sea).
Odum . 1998 . Ekologi Tumbuhan. Rineka Cipta : Jogjakarta .
Rohman,
Fatchur. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Sukman, Y dan Yakup. 1995. Alelopati Teknik Pengendaliannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Setyowati dan Yuniarti (1999). Efikasi allelopati teki formulasi
cairan terhadap gulma. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesi (http://www.jurnal@indonesia.co.id)
1 komentar:
dapusnya tua-tua iya
Posting Komentar