I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Cabe adalah salah satu komoditas pertanian yang banyak dikonsumsi oleh
rumah tangga dan aneka industri pangan di Indonesia. Semenjak dahulu hingga
sekarang, cabe merupakan salah satu komponen bumbu masakan yang terpenting,
karena rasanya yang pedas menggugah selera makan dan menambah rasa nikmat pada
makanan. Masyarakat Indonesia umumnya menyukai masakan rasa pedas,
sehingga berbagai masakan tradisional nusantara banyak menggunakan cabe. Cabe
biasa diolah menjadi sambal dan dihidangkan saat menikmati menu seperti; bakso,
soto, siomay, bakmie, nasi goreng dan aneka kuliner lainnya. Cabe juga biasa
dikonsumsi dalam kondisi segar teman bersantap hidangan makanan kecil seperti
tahu, tempe, bakwan, mie, dan lain-lain.
Selain sebagai bumbu masakan, cabe juga telah banyak diolah sebagai bumbu
instan seperti sambal instan, saos sambal, dan aneka produk camilan dengan
bumbu pedas. Saat ini, telah banyak beredar di toko-toko atau supermarket
produk-produk olahan cabe seperti; bumbu masakan instan, sambal, saos, cabe
bubuk, aneka makan camilan bumbu pedas, dan lain-lain. Saat ini, cabe juga
telah banyak digunakan dalam industri obat‐obatan atau jamu, misalnya koyo cabe. Penggunaan cabe yang semakin variatif
menyebabkan permintaan cabe semakin meningkat dan masih seringkali harus
mendatangkan dari negara lain dalam jumlah besar manakala pasokan tidak
mencukupi permintaan dalam negeri.
Permintaan produk cabe yang cukup tinggi dan pangsa pasar sangat luas baik
di dalam negeri maupun luar negeri, sehingga dapat dikatakan bahwa cabe
merupakan komoditas unggulan yang bernilai ekonomis tinggi. Permintaan pasar
produk cabe dalam negeri dan luar negeri dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Oleh karena itu, harus diimbangi dengan upaya peningkatan produksi
dan stabilisasi harga cabe. Gagal panen sering kali menjadi penyebab menurunnya
tingkat produksi dan pasokan cabe di pasaran. Berkurangnya pasokan cabe di
pasaran memicu naiknya harga cabe. Tingginya permintaan produk cabe baik dalam
negeri maupun pasar internasional merupakan peluang usaha yang cukup menarik
untuk berinvenstasi budidaya cabe. Dalam perdagangan ekspor cabe dijual dalam
bentuk segar, kering, pasta, giling dan saos.
Cabe merupakan salah satu komoditas pertanian yang harganya seringkali
mengalami fluktuasi. Saat panen raya, harga cabe bisa sangat rendah, sebaliknya
pada saat pasokan menurun, maka harga cabe bisa melambung sangat tinggi.
Meskipun demikian banyak petani yang tetap optimis untuk bertanam cabe karena
pangsa pasar-nya besar dan sewaktu-waktu harganya melambung, para petani dapat
meraup laba berlipat. Namun, saat harga cabe segar sangat tinggi banyak
konsumen yang mengeluhkan, sehingga konsumen cabe berusaha mencari produk alternatif
seperti lada, cabe bubuk, atau dengan mengurangi konsumsi cabe. Untuk membantu
daya beli konsumen, biasanya pemerintah melakukan kebijakan impor cabe
untuk menetralisir permintaan dan menurunkan harga menuju titi
normal.
Namun meskipun permintaan cabai di
kalangan masyarakat cukup tinggi banyak kendala yang harus dihadapi dalam
budidaya tanaman cabai salah satunya yaitu serangan hama dan penyakit,
intensitas serangan hama dan penyakit tanaman cabai cukup tinggi sehingga dapat
menurunkan produksi secara significant. Hama yang sering menyerang tanaman
cabai yaitu Thrip, Tungau, Ulat grayak, Lalat buah dan Kutu daun sedangkan
npenyakit yaitu antraknose, virus kuning dan layu bakteri.
B.
Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk memperkenalkan
kepada mahasiswa untuk menentukan tingkat kerusakan mutlak dan tingkat
kerusakan bervariasi dari suatu tanaman yang terserang oleh patogen.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tanaman Cabai (Capsicum annum L)
1.
Sistematika Tanaman
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divis : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divis : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L
2.
Botani Tanaman
a. Taksonomi Tanaman Cabai
Tanaman cabai memiliki
banyak nama populer di berbagai negara. Namun secara umum tanaman cabai disebut
sebagai pepper atau chili. Nama pepper lebih umum digunakan untuk menyebut
berbagai jenis cabai besar, cabai manis, atau paprika. Sedangkan chili,
biasanya digunakan untuk menyebut cabai pedas, misalnya cabai rawit. Di
Indonesia sendiri, penamaan cabai juga bermacam-macam tergantung daerahnya.
Cabai sering disebut dengan berbagai nama lain, misalnya, lombok, mengkreng,
rawit, cengis, cengek, dan masih banyak lagi sebutan lainnya. Tanaman cabai
temyata masih saw famili (solanaceae) dengan tanaman kentang, tomat, terung,
ranti, dan tekokak, sehingga kemungkinan adanya kesamaan dalam serangan hama
dan penyakit. Namun tanaman cabai tidak berkerabat dekat dengan tanaman cabai
Jawa (Piper retrofractrum), meskipun sama-sama memiliki nama cabai. Penamaan
cabai Jawa memang salah kaprah, karena hanya didasarkan dengan bentuk buah
tanaman ini yang menyerupai cabe. Sebenarnya, tanaman cabai Jawa lebih
berkerabat dekat dengan tanaman lada (P. nigrum).
b. Morfologi Tanaman
Bentuk luar atau morfologi tanaman cabai sebenamya bukan hal yang acing
bagi sebagian masyarakat Indonesia, terutama berbeda halnya dengan masyarakat
yang tinggal di perkotaan. Seringkali mereka belum pemah melihat tanaman cabai
yang sebenamya. Yang mereka ketahui hanyalah buah cabai yang dapat dimanfaatkan
sebagai sayur.
1.
Daun
Daun tanaman cabai bervariasi menurut spesies dan varietasnya. Ada daun
yang berbentuk oval, lonjong, bahkan ada yang Ian- set. Warna permukaan daun
bagian atas biasanya hijau muda, hijau, hijau tua, bahkan hijau kebiruan.
Sedangkan permukaan daun pada bagian bawah umumnya berwarna hijau muda, hijau
pucat atau hijau. Permukaan daun cabai ada yang halus adapula yang
berkerut-kerut. Ukuran panjang daun cabai antara 3 — 11 cm, dengan lebar antara
1 — 5 cm.
2.
Batang
Tanaman cabai merupakan tanaman perdu dengan batang tidak berkayu.
Biasanya, batang akan tumbuh sampai ketinggian tertentu, kemudian membentuk
banyak percabangan. Untuk jenis-jenis cabai rawit, panjang batang biasanya
tidak melebihi 100 cm. Namun untuk jenis cabai besar, panjang batang
(ketinggian) dapat mencapai 2 meter bahkan lebih. Batang tanaman cabai berwarna
hijau, hijau tua, atau hijau muda. Pada batang-batang yang telah tua (biasanya
batang paling bawah), akan muncul wama coklat seperti kayu. Ini merupakan kayu
semu, yang diperoleh dari pengerasan jaringan parenkim.
3.
Akar
Tanaman cabai memiliki
perakaran yang cukup rumit dan hanya terdiri dari akar serabut saja. Biasanya
di akar terdapat bintil-bintil yang merupakan hasil simbiosis dengan beberapa
mikroorganisme. Meskipun tidak memiliki akar tunggang, namun ada beberapa akar
tumbuh ke arah bawah yang berfungsi sebagai akar tunggang semu.
4.
Bunga
Bunga tanaman cabai juga bervariasi, namun memiliki bentuk yang sama, yaitu
berbentuk bintang. Ini menunjukkan tanaman cabai termasuk dalam sub kelas
Ateridae (berbunga bintang). Bunga biasanya tumbuh pada ketiak daun, dalam
keadaan tunggal atau bergerombol dalam tandan. Dalam satu tandan biasanya
terdapat 2 — 3 bunga saja. Mahkota bunga tanaman cabai warnanya bermacam-macam,
ada yang putih, putih kehijauan, dan ungu. Diameter bunga antara 5 — 20 mm.
Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempuma, artinya dalam satu tanaman
terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pemasakan bunga jantan dan bunga betina
dalam waktu yang sama (atau hampir sama), sehingga tanaman dapat melakukan
penyerbukan sendiri. Namun untuk mendapatkan hasil buah yang lebih baik,
penyerbukan silang lebih diutamakan. Karena itu, tanaman cabai yang ditanam di
lahan dalam jumlah yang banyak, hasilnya lebih baik dibandingkan tanaman cabai
yang ditanam sendirian. Pernyerbukan tanaman cabai biasanya dibantu angin atau
lebah. Kecepatan angin yang dibutuhkan untuk penyerbukan antara 10 — 20 km/jam
(angin sepoi-sepoi). Angin yang ter lalu kencang justru akan merusak tanaman.
Sedangkan penyerbukan yang dibantu oleh lebah dilakukan saat lebah tertarik
mendekati bunga tanaman cabai yang menarik penampilannya dan terdapat madu di
dalamnya.
5.
Buah dan Biji
Buah cabai merupakan bagian tanaman cabai yang paling banyak dikenal dan
memiliki banyak variasi. Menurut Sanders et. al. (1998), buah cabai terbagi
dalam 11 tipe bentuk, yaitu serrano, cubanelle, cayenne, pimento, anaheim
chile, cherry, jalapeno, elongate bell, ancho, banana, dan blocky bell (Tabel
3). Namun menurut Peet (2001), hanya ada 10 tipe bentuk buah cabai, di mana
tipe elongate bell dan blocky bell dianggap sama.
3.
Syarat Tumbuh
a.
Iklim
Faktor iklim juga merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan
dalam budi daya cabe. Faktor iklim tersebut meliputi: angin, curah hujan,
cahaya matahari, suhu dan kelembaban. Pengetahuan tentang iklim sangat
penting dalam usaha agrobisnis. Iklim mempengaruhi jenis tanaman yang sesuai
untuk dibudidayakan pada suatu kawasan, penjadwalan budidaya pertanian, dan
teknik budidaya yang dilakukan petani. Perubahan iklim mikro, sangat
berpengaruh terhadap tanaman cabe. Tanaman cabe akan tumbuh optimal pada iklim
dengan curah hujan berkisar 1.500‐2.500 mm per tahun dengan distribusi merata, suhu udara 16‐32°C. Hujan yang
terlalu deras dapat mengakibatkan bunga banyak yang rontok dan gagal mengalami
penyerbukan.
Tanaman cabe memerlukan kelembaban relatif 80% dan sirkulasi udara yang
lancar. Curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban sekitar
pertanaman. Suhu dan kelembaban yang tinggi akan meningkatkan intensitas serangan
bakteri Pseudomonas solanacearum penyebab layu akar serta merangsang
perkembangbiakan cendawan dan bakteri. Untuk mengurangi kelembaban yang tinggi
jarak tanam diperlebar dengan sistem tanam segitiga (zigzag) dan gulma-gulma
dibersihkan.
Penyinaran matahari sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Intensitas
cahaya yang cukup dibutuhkan untuk fotosintesis, pembentukan bunga, pembentukan
buah dan pemasakan buah. Suhu untuk perkecambahan benih paling baik antara
25-30 ˚C. Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 24-28˚C . Pada suhu <15 atau="atau" span="span" style="mso-spacerun: yes;"> >32 ˚C, buah yang dihasilkan kurang baik, suhu yang
terlalu dingin menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, pembentukan bunga
kurang sempurna, dan pemasakan buah lebih lama. Lamanya penyinaran (foto
periodisitas) yang dibutuhkan tanaman cabe antara 10-12 jam/hari, 15>
b.
Tanah
a. Jenis Tanah
Tanaman cabe pada umumnya memiliki pertumbuhan yang baik pada tanah yang
memiliki banyak bahan organik, bertekstur remah, gembur tidak terlalu
liat, tidak terlalu porus dan tidak becek, bebas hama cacing
(nematoda) dan penyakit tular tanah.
b. Derajat Keasaman (pH)
Tanaman cabe dapat tumbuh dengan baik pada kisaran pH 5.5 - 6.8
dan pH optimum 6,0-6,5. Tanah dengan derajat keasaman yang tinggi (
< pH 5.5) dapat diperbaiki dengan cara pengapuran, sehingga pH-nya naik
mendekati pH optimum. Sedangkan pada kondisi tanah dengan pH tinggi / basa,
maka dapat dilakukan dengan penambahan belerang (S).
c. A i r
Air merupakan senyawa yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Air
berfungsi sebagai pelarut dan pengangkut unsur hara ke organ tanaman. Air
sangat dibutuhkan dalam proses fotosintesis dan proses respirasi (pernafasan)
tanaman. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya
mati. Sebaliknya kelebihan air dapat menyebabkan kerusakan pada perakaran
tanaman, disebabkan kurangnya udara pada tanah yang tergenang.
III.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.
Tempat dan Waktu
Praktikum penilaian kerusakan tanaman ini
dilaksanakan di lahan pertanian jurusan Hama Penyakit Tanaman (HPT) Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya pada bulan Oktober sampai November 2013
B.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu cangkul, Benih,
Lahan,
C.
Cara Kerja
Adapun cara kerja Praktikum ini yaitu meliputi:
1. Pembukaan Lahan
Lahan dibersihkan dari gulma-gulma dengan menggunakan cangkul.
2. Pengolahan lahan
Setelah lahan bersih maka dibuatlah guludan dengan lebar 80-100 cm dan
tinggi 30-40 cm gunanya untuk mengatur drainase agar air tidak menggenangi
tanaman selain itu memperbaiki struktur dan tekstur tanah sehingga mempermudah
geraknya akar tanaman.
3. Penyemaian
Sebelum dilakukan penanaman maka sebaiknya benih cabai disemaikan
terlebih dahulu, tanaman cabai disemai dengan menggunakan mampan. Media
penyemaian menggunakan tanah mineral.
4. Penanaman
Setelah cabai berumur tiga minggu atau ukurannya sudah cukup besar
tanamlah cabai tersebut ke lahan yang sudah disiapkan dengan jarak tanam
sedimikan rupa hingga cukup sepuluh tanaman perkelompok dalam luas areal tertentu.
5. Pemeliharaan
-
Pembersihan gulma
Lahan dibersihkan dari gulma-gulma yang tumbuh untuk mencegah persaingan
hara antara tanaman dan gulma.
-
Pengairan
Tanaman cabai di siram pada pagi atau sore hari setiap hari apabila tidak
terjadi hujan untuk mencegah kekurangan air.
6. Pengamatan
Amatilah tanaman yang terserang patogen dan catat
hasil pengamatan tersebut.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Adapun hasil yang didapatkan yaitu sebagai berikut:
No
|
Gambar Tanaman
|
Keterangan
|
|
|
|
Perhitungan kerusakan mutlak
|
Perhitungan kerusakan bervariasi
|
1
|
|
Diket: n= 2
N= 9
Dit: P ?
Jawab:
P= n/N x 100%
P= 2/9 x 100% = 22,2 %
|
Diket
: v=n => v2= 1, V3=1
Z=3 N= 9
Dit: I ?
Jawab:
I= x 100%
I= x 100%
= 18,5 %
|
2
|
|
Diket: n= 3
N= 6
Dit: P ?
Jawab:
P= x 100%
P= x 100% = 50%
|
Diket
: v=n => v1= 2, V2=1
Z=2 N= 6
Dit: I ?
Jawab:
I= x 100%
I= x 100%
= 50 %
|
3
|
|
Diket: n= 3
N= 24
Dit: P ?
Jawab:
P= n/N x 100%
P= x 100% = 12,5 %
|
Diket
: v=n => v1= 3
Z=1 N= 24
Dit: I ?
Jawab:
I= x 100%
I= x 100%
= 12,5 %
|
4
|
|
Diket: n= 2
N= 5
Dit: P ?
Jawab:
P= x 100%
P= x 100% = 40%
|
Diket
: v=n => v1= 1, V2=1
Z=3 N= 9
Dit: I ?
Jawab:
I= x 100%
I= x 100%
= 30 %
|
5
|
|
Diket: n= -
N= -
Dit: P ?
Jawab:
P= x 100%
P=
|
Diket
: v=n =>
Z=
- N= -
Dit: I ?
Jawab:
I= x 100%
I=
|
6
|
|
Diket: n= 7
N= 23
Dit: P ?
Jawab:
P= x 100%
P= x 100% = 26 %
|
Diket
: v=n => v1= 5, V2=2
Z=2 N= 23
Dit: I ?
Jawab:
I= x 100%
I= x 100%
= 19.5 %
|
7
|
|
Diket: n= 0
N= 16
Dit: P ?
Jawab:
P= x 100%
P= x 100% = 0 %
|
Diket
: v=n =>
Z=0 N= 16
Dit: I ?
Jawab:
I= x 100%
I= x 100%
= 0 %
|
8
|
|
Diket: n= 2
N= 6
Dit: P ?
Jawab:
P= x 100%
P= x 100% = 33%
|
Diket : v=n => v1= 2
Z=1 N= 6
Dit: I ?
Jawab:
I= x 100%
I= x 100%
= 33 %
|
9
|
|
Diket: n= 0
N= 5
Dit: P ?
Jawab:
P= x 100%
P= x 100% = 0%
|
Diket
: v=n =>
Z=0 N= 5
Dit: I ?
Jawab:
I= x 100%
I= x 100%
= 0 %
|
10
|
|
Diket: n= -
N= -
Dit: P ?
Jawab:
P= x 100%
P= -
|
Diket
: v=n =>
Z=- N= -
Dit: I ?
Jawab:
I= x 100%
I= -
|
Keterangan : P = persentase atau intensitas serangan
(%)
n = banyaknya Bagian tanaman yang sakit
N = Banyaknya tunas tanaman
I = Intensitas serangan (%)
v = nilai skala tiap kategori
Z = nilai skala tiap kategori serangan
yang tertinggi
B.
Pembahasan
Dari hasil dapat diketahui bahwa tanaman cabai
sangat rentan terhadap serangan patogen tergambar jelas bahwa dari sepuluh
tanaman tersebut hanya satu tanaman yang tidak terserang penyakit dan dua
batang bahkan mati. Kerentanan tanaman cabai terhadap penyakit inilah sehingga
sulit untuk dibudidayakan. Dari hasil juga didapatkan bahwa pertumbuhan tanaman
tidaklah merata hal ini juga dipengaruhi
oleh patogen tanaman selain kekurangan unsur hara. Patogen yang menyerang tanaman
cabai yaitu jamur, bakteri dan virus. Serangan virus umumnya yang paling sulit
diidentifikasi dan dikendalikan. Apabila tidak dilakukan kontrol secara cepat
maka Intensitas serangan ini akan selalu meningkat setiap harinya hingga
tanaman cabai akan mati.
Cabe merupakan salah satu komoditas pertanian yang harganya seringkali
mengalami fluktuasi. Saat panen raya, harga cabe bisa sangat rendah, sebaliknya
pada saat pasokan menurun, maka harga cabe bisa melambung sangat tinggi.
Meskipun demikian banyak petani yang tetap optimis untuk bertanam cabe karena
pangsa pasar-nya besar dan sewaktu-waktu harganya melambung, para petani dapat
meraup laba berlipat. Namun, saat harga cabe segar sangat tinggi banyak
konsumen yang mengeluhkan, sehingga konsumen cabe berusaha mencari produk
alternatif seperti lada, cabe bubuk, atau dengan mengurangi konsumsi cabe.
Untuk membantu daya beli konsumen, biasanya pemerintah melakukan kebijakan
impor cabe untuk menetralisir permintaan dan menurunkan harga menuju titi
normal.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini yaitu:
1. Penyebab penyakit tanaman cabai yaitu
jamur, virus, bakteri dan nematoda.
2. Penyakit Kuning (virus gemini) paling
sulit untuk dikendalikan dan paling cepat penyebarannya.
3. Tanaman cabai akan tumbuh dengan baik dan
produksinya maksima apabila kondisi lingkungan baik biotik maupun abiootiknya
mendukung.
4. Tanaman cabai sangat rentan terhadap
serangan penyakit sehingga tanaman cabai sulit untuk dibudidayakan menyebabkan
harganya membeludak mahal.
5. Budidaya tanaman cabai sangat menjanjikan
apabila dilihat dari target pasar akan tetapi sulit untuk dibudidayakan apalagi
sudah terserang dengan penyakit.
B.
Saran
Supaya terlaksananya kegiatan praktikum dengan baik
maka pengawasan dari asisten sangat dibutuhkan untuk memantau aktivitas
praktikan supaya tidak menyimpang dari prosedur yang telah ditetapkan untuk itu
dibutuhkan pengawasan yang ketat seperti pemeliharaan tanaman oleh praktikan,
pengamatan dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima,2012. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Cabai. http://antinna84-halusination.blogspot.com/2011/06/taksonomi-dan-morfologi-tanaman-cabai.html. diakses pada tanggal 1 Desember 2013 pukul 17.00 WIB
Anonimb,2011. Cabe (Capsicum annum). http://distan.majalengkakab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=88:c
be&catid=19:tanaman-hortikultura&Itemid=31. Diaskses pada tanggal 01 Desember 2013 pukul 07.00 WIB
Ristanto, 2009. Morfologi Bunga Cabai. http://ilmubiologi.com/morfologi-bunga-cabai. Diaskses pada tanggal 01 Desember 2013 pukul 07.00 WIB
Suratno dkk,
2004. Budidaya Tanaman Hortikultura Di Lahan Pekarangan Rumah. PT Erlangga :
Jakarta
Suprapto, 2004. Biologi Jilid II. PT Raja
Grafindo Persada : Jakarta
NB : jadikanlh sebuah referensi utk membuat yg lebih baik lagi.. bukan copas.. thx a lot
NB : jadikanlh sebuah referensi utk membuat yg lebih baik lagi.. bukan copas.. thx a lot
0 komentar:
Posting Komentar